Rabu, 21 September 2011

PIO (Pelayanan Informasi Obat)

http://www.binfar.depkes.go.id/pio/index.php

Pengelolaan Obat di PUSKESMAS

1. Sasaran pokok pencatatan, pengolahan dan pelaporan obat di puskesmas :

§ Terlaksananya tertib administrasi dan pengelolaan obat

§ Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu

§ Tersedianya data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian oleh unit yang lebih tinggi

2. Macam – macam format pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas dan sub unit pelayanan kesehatan :

§ Kartu stock obat

§ Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat ( LPI.PO )

§ Buku catatan harian penerimaan dan pemakaian obat

§ Buku catatan harian penerimaan resep

§ Laporan obat rusak / Daluarsa

§ Surat pernyataan obat hilang

3. Tugas dan wewenang

a) Kepala Puskesmas

§ Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan obat dan pencatatan pelaporan di Puskesmas.

§ Mengawasi dan membina pelaksanaan pengelolaan obat dan pencatatan pelaporan

§ Mengajukan permintaan obat kepada Kadinkes Dati II / Ka GFK setempat.

§ Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kadinkes Dati II setempat

§ Melaporkan semua obat yang hilang, rusak, daluarsa dan obat yang tidak dibutuhkan kepada Kadinkes Dati II / GFK setempat.

§ Mengembalikan obat – obatan yang tidak dibutuhkan, rusak dan daluarsa kepada Kadinkes Tk II / GFK.

b). Petugas Gudang Obat Puskesmas

§ Menerima, menyimpan, memelihara obat yang ada di gudang membuat catatan mutasi obat yang keluar maupun yang masuk gudang tobat Puskesmas dalam kartu stok.

§ Mempersiapkan data penerimaan dan pemakaian obat

§ Mengkompilasi data pemakaian dan sisa obat dari masing – masing sub unit

§ Mempersiapkan laporan pemakaian dan permintaan obat

§ Menerima, menyimpan dan memelihara LPLPO yang sudah diisi.

§ Melayani permintaan obat oleh kamar obat dan Puskesmas Pembantu

§ Menerima dan mengumpulkan obat rusak / daluarsa dari gudang simpanannya, kamar obat dan Puskesmas Pembantu

§ Mempersiapkan laporan obat hilang, rusak dan daluarsa

§ Melaporkan obat yang tidak dipakai, hilang, rusak dan daluarsa kepada Kepala Puskesmas

§ Menyimpan kartu stok selama 10 tahun


c). Petugas Kamar Obat Puskesmas

§ Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam bentuk Buku Catatan Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat

§ Memberi tanda “ UMUM “ pada resep – resep untuk pasien umum

§ Memberi tanda “ PHB “ pada resep – resep untuk peserta PHB Asuransi Kesehatan.

§ Memberi tanda “ Gratis “ pada resep – resep untuk pasien yang tidak membayar biaya pelayanan.

§ Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib ( untuk bukti pengeluaran obat kepada pasien )

§ Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat dan jumlah penerimaan resep ( umum, PHB dan gratis )

§ Membuat laporan dan secara berkala mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas / Petugas Gudang Obat.

§ Melayani permintaan obat untuk keperluan Kamar Suntik, Puskesmas Keliling dan Posyandu

§ Menyimpan dan memelihara obat yang ada di Kamar Obat.

§ Menyerahkan kembali obat rusak / daluarsa kepada Petugas Gudang Obat.

d). Petugas Kamar Suntik

§ Menyimpan, memelihara dan membuat catatan obat yang digunakan maupun yang diterimanya dalam bentuk Buku Catatan Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.

§ Setiap awal bulan (atau jika stok hampir habis) mempersiapkan data pemakaian obat dan melaporkan serta mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas / Petugas Kamar Obat.

§ Menyimpan obat yang ada di Kamar Suntik dengan baik / pada tempat yang sesuai.

§ Menyerahkan kembali obat rusak / daluarsa kepada Kepala Puskesmas / Petugas Kamar Obat.

e). Petugas Obat Puskesmas Pembantu

§ Menyimpan, memelihara dan membuat catatan obat yang digunakan maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Buku Catatan Harian Penerimaan dan Pengeluaran Obat.

§ Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat, sisa stok dan melaporkan serta mengajukan permintaan obat kepada Kepala Puskesmas / Petugas Gudang Obat.

§ Menyimpan resep – resep obat sebagai bukti penggunaan obat.

§ Menyerahkan kembali obat rusak / daluarsa kepada Kepala Puskesmas / Petugas Gudang Obat.

f). Petugas Lapangan Puskesmas Keliling / Posyandu

§ Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan, mengajukan permintaan obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas / Petugas Kamar Obat

§ Mencatat pemakaian dan sisa obat

§ Menyimpan resep – resep obat sebagai bukti penggunaan obat

§ Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa obat kepada Kepala Puskesmas.

http://ahmad-futsalfc.blogspot.com/2010/10/pengelolaan-obat-di-puskesmas.html

Jumat, 16 September 2011

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM MENYABLON

Peralatan-peralatan yang harus ada untuk menyablon, yakni:

1. Screen (kain gasa terbuat dari Polyster/Nylon)
2. Rakel (alat sapu terbuat dari karet sintetis)
3. Obat Afdruk (cairan kental/emilsion)
4. Mika (alat pemoles obat afdruk)
5. Sinar Matahari/Kotak Lampu (penyinaran saat mengafdruk)
6. Busa (untuk mengepress film pada screen)
7. Semprotan Air (pengembang gambar hasil afdruk)
8. Meja Sablon
9. Tinta/Cat (khusus sablon)

Siapkan screen yang akan digunakan pastikan screen dalam keadaan kering dan bersih dari kotoran yang dapat mengganggu resapan cat dalam pori-porinya, letakkan screen pada meja sablon dan kancing catok dengan kencang agar tidak bergeser. Dan siapkan cat yang akan digunakan, cat yang sudah dicampur dengan M3 atau pengencer cat pada cat kertas sampai cat tidak terasa kental, akan tetapi juga tidak boleh terlalu encer . setelah cat sudah dicampur dengan pengencer cat yakni M3 yang takarannya sudah tepat baru cat dituangkan keatas screen, dan saputlah cat yang sudah ada discreen dengan metode naik turun ke atas medan yang sedang di sablon.

Pada perinsipnya menyablon apapun adalah sama saja cara pengerjaannya, dari pembuatan film, mengafdruk sampai mencetak dengan screen. Hanya harus diperhatikan adalah perbedaan jenis screen dan catnya, hal ini tidak boleh tertukar, sebab jika tertukar maka tidak akan membuahkan hasil. Antara sablon kaos, kertas, dan sebagainya ada perbedaan juga.

Jenis-jenis screen menurut kegunaanya:

• Untuk membuat sablon kaos/kain maka screen yang cocok digunakan adalah screen yang berpori-pori kasar dengan type screen T48, T54, T61, T77 dan T90.

• Untuk menyablon kertas, plastik, sticker,PVC dll, screen yang cocok digunakan adalah jenis screen sedang dan halus dengan type screen T120, T150, T165, S180 dan S200.

ariefmustofa.blogspot.com

http://www.kiwod.com/tag/cara-sablon-undangan/

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM MENYABLON

Untuk Mendapatkan Hasil cetak Sablon yang sesuai dengan keinginan Anda,

maka penting untuk mengenal dan menerapkan langkah / tahapan yang benar

dalam Proses Menyablon

1. Tahapan Pra Cetak, yang termasuk dalam tahapan ini adalah :

Proses Design

Proses ini berkaitan dengan ide atau gagasan anda yang diwujudkan dalam suatu suatu proses pencitraan sehingga ide / gagasan anda tersebut akhirnya memiliki bentuk yang konkret ( biasanya disebut design / artwork ).

Misalkan, anda memiliki sebuah gagasan akan sebuah gambar monyet yang sedang memakan pisang dan anda ingin menambahkan sebuah dialog lucu yang diucapkan oleh monyet tersebut. Pada saat itu, gambaran tersebut hanya ada di benak / imajinasi anda dan belum memiliki bentuk pencitraan yang konkret.

Nah tugas anda selanjutnya adalah mewujudkan gambaran tersebut kedalam bentuk yang konkret, bagaimana caranya ? ada beberapa teknik, misalnya : dengan photography ( mengambil photo monyet yang sedang makan pisang ), dengan gambar tangan ( hand drawing ), dan lain sebagainya.

Pada intinya adalah, proses design mengubah ide / gagasan anda menjadi bentuk yang lebih konkret, yang dapat dilihat oleh semua orang ( kecuali orang buta dan rabun ), dan tujuan akhirnya untuk proses menyablon adalah agar design anda tersebut dapat diolah menjadi Film / Klise Sablon.

Pembuatan Film / Klise Sablon

Sekarang anda telah memiliki design yang siap untuk dicetak, langkah selanjutnya adalah mengolahnya menjadi Film / Klise Sablon.

Proses Stencil / Afdruk

Setelah anda memiliki Film / Klise Sablon, maka saatnya untuk memindahkan gambar / image yang tercetak di film sablon tersebut ke screen, melalui apa yang disebut proses afdruk.

Persiapkan Meja Kerja anda

ini sangat penting sebelum anda memulai proses pencetakan, sehingga saat anda sedang mencetak nanti tidak akan terganggu dengan kegiatan lainnya, misalnya tiba – tiba tinta yang anda gunakan habis, atau anda lupa untuk menyediakan tempat untuk pengeringan media yang baru dicetak, dan lain sebagainya.

2. Tahapan saat Cetak

Saat mencetak yang perlu anda perhatikan adalah penggunaan teknik sapuan rakel yang benar. Karena tugas mencetak sebenarnya sangat sederhana yaitu memindahkan tinta ke media yang diinginkan melalui kain saring / screen.

Selain itu, pelajari sifat – sifat dari tinta cetak yang sedang anda gunakan, karena tidak setiap tinta memiliki karakteristik yang sama. Parameter yang mungkin anda perlu ketahui adalah : kecepatan tinta untuk mengering, biasanya ini menjadi kendala karena tinta yang mengering terlalu cepat di screen akan menghambat proses pencetakan, anda perlu melancarkan kembali pori – pori kain saring / screen yang telah tersumbat oleh tinta yang telah mengering tersebut, karena bila tidak maka hasil cetak tidak dapat terbentuk dengan sempurna.

Catatan : salah satu kelebihan dari tinta plastisol yang digunakan dalam penyablonan t-shirts adalah bahwa tinta jenis ini tidak akan mengering, bahkan bila anda meninggalkannya diatas screen dalam jangka waktu yang lama, karena tinta jenis ini membutuhkan proses curing untuk mengeringkannya.

3. Tahapan Pasca Cetak

Ada tiga hal ( bisa lebih ) yang biasanya perlu anda lakukan setelah anda selesai melakukan pencetakan, yaitu :

Proses Drying

Setiap tinta cetak memerlukan waktu untuk mengering dengan sempurna, bahkan bila anda memegang tinta tersebut dan permukaannya anda rasa telah mengering, belum tentu tinta tersebut telah kering dengan sempurna, oleh karena itu penting untuk mengenal karakteristik tinta cetak yang anda gunakan. Untuk proses ini anda dapat melakukannya dengan melalui proses alami ( penjemuran – cukup diangin –anginkan saja ) atau dengan bantuan mesin ( kipas angin, blower, dsb. ).

Proses Curing

Proses ini memerlukan alat – alat yang khusus untuk dapat mengeringkan jenis – jenis tinta tertentu. Seperti misalnya tinta jenis plastisol yang perlu melalui proses pemanasan dalam temperatur yang sangat panas ( sekitar 143 – 166 0 C ), biasanya dengan menggunakan mesin conveyer atau flash heater. Untuk Tinta Karet / GL / Rubber, juga memerlukan proses curing, dengan menggunakan mesin hot press yang dapat diatur panas temperaturenya ( sekitar 110 – 130 0 C ).

Note :

Banyak praktisi sablon yang sering mengabaikan atau tidak melakukan proses ini dengan cara yang benar, sehingga mengakibatkan buruknya mutu hasil cetak. Bila hasil cetak / print ternyata pecah – pecah, luntur, pudar, dsb., mungkin ada yang salah dengan tahapan pengeringan atau curing yang anda lakukan.

Proses Burning / Pengopenan

Ada jenis – jenis tinta tertentu yang membutuhkan treatment seperti ini, pada dasarnya proses ini membakar / memanggang tinta tersebut sehingga mencapai titik pengeringan yang sempurna.

*) tulisan diatas saya sadur dari http://cannizaro.wordpress.com

http://desaingratis.com/info/tahapan-tahapan-dalam-menyablon/

Senin, 05 September 2011

Cara Reset Canon MP258 Error 5B00 atau P07

Alhamdulillah bulan November ini kang Eko bisa Posting lagi. Postingan kali ini membahas tentang Cara Resetter Canon MP258 error 5B00 atau P07. Karena banyak yg mencari software resetter MP258 error 5B00 atau P07, maka mari langsung menuju ke TKP......

Indikasi awal :
Ketika printer MP258 dinyalakan akan menunjukkan error P07 di LCD panelnya dan dilayar monitor akan muncul error 5B00.

Cara Resetter Canon MP258 error 5B00 atau P07 :

1. Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 dalam keadaan mati dan kabel listrik terpasang.
2. Tekan Tombol STOP/RESET dan tahan, kemudian tekan tombol POWER dan tahan.
3. Tombol POWER masih ditekan, lepas tombol STOP/RESET, kemudian tekan tombol STOP/RESET 2 x dalam keadaan tombol power masih ditekan.
4. Lepas kedua tombol secara bersamaan.
5. Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 akan berproses beberapa saat (agak lama), kemudian LCD Panel akan menunjukkan angka NOL (0)
6. Komputer akan mendeteksi DEVICE BARU, Abaikan saja .....
7. Keadaan ini menunjukkan printer MP258 dalam keadaan SERVICE MODE dan siap direset.

DOWNLOAD PROGRAM RESETTER MP258 error 5B00 atau P07 di SINI. (TANPA PASSWORD)

1. Exctract File Resetter MP258 untuk error 5B00 atau P07
2. Siapkan 2 kertas di printer (ini untuk print pada waktu proses reset)
3. Jalankan program Resetter MP258 untuk error 5B00 atau P07



4. Klik "MAIN", maka printer akan berproses, kemudian MP258 akan print satu halaman dengan tulisan " D=000.0 "


5. Klik " EEPROM Clear ".
6. Kemudian klik " EEPROM ", dan printer akan print hasil Resetter MP258. Salah satu barisnya tulisannya sbb:
"TPAGE(TTL=00000 COPY=00000)"


7. Matikan Printer dengan menekan tombol POWER.
8. Dan Printer MP258 yang error 5B00 atau P07 sudah siap digunakan kembali . Selesai...

Jika muncul error E13 pada MP258, silahkan baca postingan ini :
http://ekohasan.blogspot.com/2010/11/cara-mengatasi-error-e13-mp258.html

http://ekohasan.blogspot.com/2011/01/cara-reset-canon-mp258-error-5b00-atau.html

Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200

ali ini Kang eko akan sharing pengalaman tentang Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200. Pertanyaan ini sering banget ditanyakan dan kang Eko baru bisa jawab sekarang. Jawaban ini kang EKo dapatkan dari teman blog kang EKo yg mau berbagi tentang pengalamannya.

Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200 :

Berikut ini cuplikan email yang dikirim ke kang Eko dari zouhriex bintang Agan M. Shyhab Azzouhrie.

Alhamdulillah Saya Menemukan Mengatasi Error B200 Untuk Printer Canon Ip2770 dan MP 258. Dalam Proses Memperbaiki Error B200 Ini Tidak Perlu Reset Cuma Ganti Power Printer. Pernah Saya Coba Dengan Menekan Tombol Resum Selama 10 s/d15 Menit Tapi Hasil Catrid Untuk Ngeprint Tidak Jelas. Saya Coba Ganti Catrid Baru 810 Pun Tetap Saja Keadaan Sama, Tulisan Tidak Jelas Bahkan Tidak Keluar Sama Sekali Tintanya. Akhirnya Saya Coba Untuk Meganti Power Printer. Dan Akhirnya Alhamdulillah Berhasil.
Semoga Ini Berfanfaat Untuk Kang Eko

By: M. Shyhab Azzouhrie - Master Mania (M2) Blogger

Demikian, jadi kesimpulannya Cara Service Canon iP2770 dan MP258 Error B200 adalah :

Ganti power suply printer canon iP2770 atau MP258 anda. Dan masalah error B200 pada iP2770 dan MP258 akan segera terselesaikan.

Semoga tulisan tentang error B200 dan cara servicenya ini bermanfaat bagi semuanya.

http://ekohasan.blogspot.com/2011/06/cara-service-canon-ip2770-dan-mp258.html

Kode Error Canon MP258 dan Cara Mengatasinya

Kode Error MP258 ada 2 jenis kode, yaitu :
1. yg menggunakan huruf depan P, misal P07
2. yg menggunakan huruf depan E, misal E05

Kode Error P Canon MP258 :
P02 (Carriage error)
Solusi :
1. Pastikan tidak ada benda asing yg nyangkut di roll printer.
2. Bersihkan dan cek encodernya, mungkin kena cipratan tinta.

P03 (Line feed error)
Penyebab : Timing Disk kotor / rusak.
Solusi :
1. Cek timing disk sensor di sebelah kiri printer
2. Cek dan bersihkan boardnya.

P05 (ASF sensor error)
Penyebab : sensor pendeteksi kertas Canon MP258 Error.
Solusi :
Coba ganti salah satu spare part berikut ini :
• ASF / PE sensor unit.
• Motor .
• Board Printer Canon MP258.

P06 (Internal temperature error):
Penyebab : panas yg berlebihan di dalam printer Canon MP258.
Solusi :
1. Bersihkan bagian dalam printer MP258.
2. ganti Board Printer MP258

P07 (Ink absorber full):
Penyebab : Ink Counter Full / Penuh, Printer Canon MP258 minta di reset pakai Software.
Solusi : Reset Printer Canon MP258 dengan menggunakan software

P08 (Print head temperature rise error):
Penyebab : Head terlalu panas, melebihi ambang batas, biasanya Catridge warnanya
Solusi :
Coba ganti catrid warna Printer Canon MP258.

P09 (EEPROM error)
Penyebab : EEPROM board Canon MP258 mengalami Corrupt atau rusak.
Solusi :
1. ganti Board Printer Canon MP258.

P15 (USB VBUS over current)
Penyebab : Printer kelebihan arus dari kabel USB Printer Canon MP258.
Solusi :
1. Coba Ganti Kabel USB Printer Canon MP258.
2. Jika masih rusak, ganti Board Printer Canon MP258.

P20 (Other hardware error)
Penyebab : kerusakan hardware lainnya
Solusi :
ganti Board Printer Canon MP258.

P22 (Scanner error)
Penyebab : scanner tidak berfungsi
Solusi :
1. Ganti scanner Printer Canon MP258.
2. Ganti Board Printer Canon MP258.

Kode Error E canon MP258 :

E04 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik.
Solusi : Ambil catridge, trus pasang lagi

E05 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik atau salah satu catrid ada yg rusak
Solusi :
1. Ambil catridge, trus pasang lagi
2. Ganti catridge jika ada yg rusak

E14 dan E15 : Catridge canon MP258 tidak terpasang dengan baik.
Solusi : Ambil catridge, trus pasang lagi

E13 dan E16: Ink has run out / catridge minta di reset.
Solusi :
Tekan tombol STOP / Reset selama 5 - 15 detik tunggu sampai led display berproses.

Semoga bermanfaat,...

http://ekohasan.blogspot.com/2011/01/kode-error-canon-mp258-dan-cara.html

Prinsip pemeriksaan harian pada bayi

Artikel obstetri ini membahas tentang pemeriksaan harian terhadap bayi serta peran dan tanggung jawab bidan berkaitan dengan hal tersebut. Bidan bertanggung jawab untuk memastikan perkembangan optimal bayi selama periode pascanatal. Pemberian saran tentang cara perawatan bayi pada ibu merupakan hal yang sangat penting (UKCC, 1998) untuk memfasilitasi hal tersebut. Untuk membantu bidan dalam memberikan saran yang terbaik, perkembangan bayi dari hari ke hari perlu diperhatikan, dengan cara bertanya pada ibu tentang perkembangan bayinya dan dengan memeriksa bayi sesuai kebutuhan. Pemeriksaan harian bukan pemeriksaan fisik seperti pada saat lahir; karena abnormalitas fisik yang nyata sudah dikenali sebelumnya. Pemeriksaan harian berguna untuk mengkonfirmasi bahwa perkembangan normal telah terjadi dan bahwa penyimpangan dari normal yang terjadi sejak lahir dapat dideteksi dan diobati secara dini.

Prinsip pemeriksaan harian
Pemeriksaan harus dilakukan secara berurutan, pastikan bahwa bayi tidak kedinginan, pajankan hanya bagian tubuh yang akan diperiksa. Akses dan pencahayaan yang cukup merupakan hal yang penting.

Persetujuan tindakan
Bayi tidak dapat memberikan persetujuan tindakan sehingga bidan harus menjelaskan prosedur tersebut kepada orang tua dan meminta persetujuan tindakan dari mereka. Idealnya, pemeriksaan ini dilakukan dengan dihadiri salah satu atau kedua orang tua sehingga diskusi dapat dilakukan sejalan dengan berlangsung pemeriksaan dan orang tua dapat ditanyakan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat memengaruhi saran yang akan diberikan kepada mereka berkaitan dengan perawatan bayi mereka.

Menurunkan risiko infeksi
Bayi yang baru lahir merupakan “pejamu yang baik” pada saat lahir, berisiko mengalami infeksi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu, mencuci tangan sebelum memeriksa bayi merupakan hal yang sangat penting, untuk mengurangi risiko infeksi pada bayi. Bila diperkirakan akan terjadi kontak dengan cairan tubuh bayi, bidan harus memakai sarung tangan untuk melindungi diri.

Perilaku
Diskusikan aktivitas bayi dengan orang tuanya, misalnya, apakah bayi aktif, mengantuk, tidak tenang, apakah banyak menangis, bagaimana tangisannya, apakah bayi mudah ditenangkan? Pola minum bayi dan jumlah dan jenis eliminasi yang dihitung dari jumlah popok yang basah dan kotor juga dapat didiskusikan.

Observasi bayi
Observasi bayi, perhatikan warna kulit, pola napas dan gerakan ekstremitas. Seluruh tubuh bayi harus tampak merah muda, mengindikasikan perfusi perifer yang baik. Bila bayi berpigmen gelap, tanda-tanda perfusi perifer dapat dikaji dengan mengobservasi membran mukosa, telapak tangan dan kaki. Sianosis dengan atau tanpa tanda-tanda distres pernapasan harus segera dilaporkan pada dokter anak. Bila bayi tampak pucat, laporkan segera kepada dokter karena dapat mengindikasikan adanya penyakit. Normal bagi bayi untuk mengalami ikterik fisiologis, yaitu warna kuning pada kulit (dan terkadang juga pada sklera dan lapisan mukosa). Ikterik fisiologis biasanya mulai muncul pada hari ketiga dan lebih jelas lagi pada dua hari berikutnya sebelum mulai menghilang pada hari ketujuh. Bila ikterik memberat dan meluas, terutama bila bayi tampak sangat mengantuk atau tidak mau minum, kadar bilirubin serum harus diukur.

Perkiraan klinis tingkat ikterik dapat bersifat tidak akurat dan dipengaruhi oleh pencahayaan, kemampuan reflektif dari benda-benda di sekitar bayi dan aliran darah perifer (Johnston, 1998). Pola napas juga harus diperiksa, pernapasan normal adalah antara 30-50 kali per menit yang dihitung pada saat bayi tenang dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan. Bila bayi aktif, keempat ekstremitas harus dapat bergerak bebas.

Kepala
Dengan menggunakan ujung jari, raba seluruh garis sutura dan fontanel. Moulding harus sudah menghilang dalam 24 jam kelahiran. Fontanel anterior harus teraba datar. Bila cembung, dapat terjadi akibat peningkatan tekanan intrakranial; sedangkan fontanel yang cekung dapat mengindikasikan adanya dehidrasi. Sambil meraba sekeliling kepala, perhatikan adanya pembengkakan. Sefalhematoma pertama kali muncul pada 12 sampai 36 jam setelah lahir dan cenderung semakin besar ukurannya, diperlukan waktu sampai 6 minggu untuk dapat hilang. Adanya memar atau trauma sejak lahir juga harus diperiksa untuk memastikan bahwa proses penyembuhan sedang terjadi dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Mata
Inspeksi mata untuk memastikan bahwa keduanya bersih, tanpa tanda-tanda rabas. Jika terdapat rabas, mata harus dibersihkan, dan usapannya dapat diambil jika diindikasikan dan pada orang tua harus diperlihatkan bagaimana cara membersihkan mata, lakukan rujukan bila perlu.

Mulut
Pemeriksaan mulut memerlukan pencahayaan yang baik, dan harus terlihat bersih dan lembap; adanya bercak putih harus diperiksa lebih jauh, karena hal ini dapat, mengindikasikan terjadinya infeksi jamur. Bila bayi baru diberi minum, lepuh karena isapan dapat terlihat pada bibir. Hal ini dapat terlihat seperti pengelupasan kulit pada bibir, tetapi dalam hal ini tidak diperlukan pengobatan.

Kulit
Warna kulit harus dikaji seperti telah dijelaskan di atas. Kulit harus diperiksa untuk adanya ruam, bercak, memar atau tanda-tanda infeksi atau trauma.

Toksikum eritema tampak seperti bintil-hintil merah yang tidak berbahaya seperti milia. Namun, bercak septik harus dideteksi secara dini dan dilakukan pengobatan bila perlu. Periksa juga adanya ekskoriasi yang dapat terjadi akibat gesekan dengan seprai atau pakaian, atau ekskoriasi pada bokong terjadi akibat luka bakar amoniak. Kuku diperiksa untuk adanya paronisia.

Umbilikus
Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari untuk adanya tanda-tanda pelepasan dan infeksi. Tali pusat biasanya lepas dalam 5-16 hari; potongan kecil tali pusat dapat tertinggal di umbilikus, yang harus diperiksa setiap hari. Tanda awal infeksi di sekitar umbilikus dapat dideteksi dengan adanya kemerahan di sekitar umbilikus; tali pusat dapat berbau busuk dan menjadi lengket.

Berat badan
Bayi biasanya mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10. Bayi dapat ditimbang pada hari ke-3 atau ke-4 untuk mengkaji jumlah penurunan berat badan, tetapi bila bayi tumbuh dan minum dengan baik, hal ini tidak diperlukan. Sebaiknya dilakukan penimbangan pada hari ke-10 untuk memastikan bahwa berat badan lahir telah kembali. Sambil menimbang bayi, yakinkan orang tua bahwa bayinya tumbuh, penurunan berat badan bayi atau berat badan yang naik dengan lambat dapat menjadi sumber ansietas bagi orang tua.

Setelah pemeriksaan
Setelah pemeriksaan selesai, pakaikan kembali pakaian bayi dan catat hasilnya. Hasil pemeriksaan digunakan sebagai dasar pemberian saran untuk orang tua berkaitan dengan perkembangan dan pemberian asuhan pada bayi. Semua penyimpangan dari normal harus ditindaklanjuti secara tepat.

Prosedur pemeriksaan harian terhadap bayi
- Awali dengan mendiskusikan perkembangan bayi dengan orang tua
- Jelaskan prosedur; minta persetujuan tindakan dari orang tua
- Diskusikan perilaku dan aktivitas bayi dengan orang tua
- Cuci tangan dan bila perlu pakai sarung tangan
- Pencahayaan harus baik dan bayi harus selalu dalam keadaan hangat
- Observasi warna dan tampilan umum bayi
- Periksa kepala, mata, mulut, dan umbilikus bayi
- Bila perlu timbang berat badan bayi
- Pakaikan kembali pakalan bayi
- Diskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua
- Dokumentasikan basil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai

Peran dan tanggung jawab bidan
Secara ringkas peran dan tanggung jawab bidan adalah sebagai berikut:
- Melakukan pemeriksaan harian, secara benar dan menyeluruh, lakukan rujukan bila perlu
- Memberi penyuluhan dan dukungan pada orang
- Melakukan pencatatan dengan baik.

Sumber Pustaka
Buku Ajar: Praktik Kebidanan; (Skills for Midwifery Practice) Oleh Ruth Johnson, Wendy Taylor

http://obstetriginekologi.com/prinsip-pemeriksaan-harian-pada-bayi

Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Balita

Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh bayi.

Pemeriksaan fisik pada bayi
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut:

Hitung Frekuensi Napas
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal.

Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi
Pemeriksaan ini berfungsi untuk inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.

Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop
Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres.

Ukur Suhu Aksila
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5 derajat celcius.

Kaji Postur dan Gerakan
Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar.

Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.

Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat.

Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama.

Pemeriksaan Tali Pusat
Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari ke-7 hingga ke-10.

Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:
1. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung.

2. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

3. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sem purna. Cara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.

4. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.

5. Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

6. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna.

7. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.

Pemeriksaan Abdomen dan Punggung
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).

Pengukuran Antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.

Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn penis.

Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.

Referensi
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan Oleh A. Aziz Alimul

http://obstetriginekologi.com/pemeriksaan-fisik-pada-bayi-dan-balita

Stomatitis

Askep Stomatitis

Pengertian Stomatitis

Stomatitis adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.

Penyebab Stomatitis

Stomatitis merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun adanya jamur ini tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu jamur ini lebih dikenal dengan sebutan Jamur Monilia. Jamur ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan daya tahan tubuh manusia (imuno) yang menurun sehingga pertahanan terhadap jamur dan bakteri lainnya berkurang. Dengan demikian penyakit yang ringan pada mulut ini bisa mengindikasikan penyakit yang lebih berat. Meski penyakit ini tidak begitu berat namun tetap saja keberadaan penyakit ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Faktor Risiko Stomatitis

Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis diantaranya:

1. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.

2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.

3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.

4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser.

5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa.

6. Kelainan pencernaan.

7. Faktor psikologis (stress).

8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi

9. Pada penderita yang sering merokok.

10. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.

11. Kekurangan vitamin C

12. Kekurangan vitamin B dan zat besi.

Stomatitis ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul sariawan ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit – langit.

Gejala Stomatitis

Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ada sel kankernya atau


Macam-macam Stomatitis

a. Mycotic stomatitis

Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.

b. Gingivostomatitis

Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut.

c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis

Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah.

Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan penyebabnya.

d. Aphthous stomatitis.

Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. Tipe sariawan ini tidak menular.

Stomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:

1. Sariawan akut bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

2. Sariawan kronis akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.

Adapun secara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:

1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)

Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas.

2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)

Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.

3. Ulserasi herpetiformis (HU)

Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.

Cara Mengatasi Stomatitis

a. Bentuk Pengobatan

Bentuk-bentuk pengobatan stomatitis :

ü Obat kumur :

ü Obat-obat pelindung

ü Anestetik local

ü Obat-obat antibakteri atau antijamur

ü Kortikosteroid

Untuk mengatasi penyakit ini dapat menggunakan beberapa jenis obat baik dalam bentuk salep, obat tetes maupun obat kumur. Saat ini sudah tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan, jika ternyata sariawan terlanjur parah, dapat digunakan antibiotik dan obat penurun panas (bila disertai demam), sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari, namun bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksa ke dokter karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.

b. Pencegahan Stomatitis

Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya sariawan ini diantaranya dengan :

1. Menjaga kebersihan mulut

2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi

3. Menghadapi stress dengan efektif

4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan

5. Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin

6. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.

Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Riwayat

ü Kebersihan rongga mulut meliputi : mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit – langit

ü Frekuensi kunjungan ke dokter gigi

ü Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulut, lidah, atau tenggorokan.

ü Masukan makanan setiap hari meliputi: jenis makanan, asupan vitamin dan mineral (vit.c, vit.b, dan zat besi)

ü Penggunaan alcohol dan tembakau.

1. Pemeriksaan fisik

ü Bibir

Dimulai dengan insfeksi terhadap bibir untuk kelembapan, hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas dan adanya ulserasi atau fisura.

ü Gusi

Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan warna.

ü Lidah

Dorsal (punggung) diinspeksi untuk tekstur, warna dan lesi.

ü Rongga Mulut

Inspeksi bagian mutut terhadap adanya lesi, bercak putih terutama pada bagian mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit – langit.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi atau trauma kimia atau mekanis.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral atau gigi.

3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang kurang.

4. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan.

5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengobatan.

6. Risiko terhadap infeksi yang behubungan dengan penyakit.

7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit.

d. Intervensi Keperawatan

1. Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi atau trauma kimia atau mekanis.

Intervensi keperawatan :

ü Peningkatan perawatan mulut

ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat

ü Meningkatkan control infeksi

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral atau gigi.

Intervensi keperawatan :

ü Peningkatan perawatan mulut

ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat

3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan intake cairan yang kurang.

Intervensi keperawatan :

ü Menjamin masukan makanan dan cairan adekuat

ü Control intake dan output cairan pasien

4. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan.

Intervensi keperawatan :

ü Meminimalkan ketidaknyamanan dan nyeri

ü Melakukan tindakan distraksi dan mengajarkan klien melakukan teknik relaksasi untuk meminimalisir nyeri

5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan pengobatan.

Intervensi keperawatan :

ü Mendukung citra diri positif

ü Meningkatkan komunikasi efektif

6. Risiko terhadap infeksi yang behubungan dengan penyakit.

Intervensi keperawatan :

ü Peningkatan perawatan mulut

ü Meminimalkan ketidaknyamanan dan nyeri

ü Meningkatkan control infeksi.

7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit.

Intervensi keperawatan :

ü Pendidikan kesehatan dan pertimbangan perawatan di rumah tentang pentingnya perawatan kebersihan mulut, rongga mulut, dan gigi.

ü Mengajarkan teknik menggosok gigi yang benar

c. Implementasi

Sasaran : sasaran utama untuk pasien mencakup perbaikan pada kondisi membran mukosa oral.

e. Evaluasi

1. Menunjukkan bukti membran mukosa secara utuh.

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang diinginkan

3. Mempunyai cirri diri positif

4. Mendapatkan tingkat kenyamanan yang dapat diterima

5. Mengalami penurunan rasa takut yang berhubungan dengan nyeri, isolasi dan ketidakmampuan.

6. Bebas dari infeksi.

7. Mendapatkan informasi tentang proses penyakit dan program pengobatan.

http://nerstriyanka.blogspot.com/2010/01/askep-stomatitis.html

Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran