Sabtu, 28 November 2009

Sahabat,,Begitu Buruknya Allah diperlakukan

Assalam mualaikum sahabatku tercinta

Malam itu saya dan anakku mencoba laptop baru dan kemampuannya berinternet. Sambil telungkup berdua, aku membuka situs Google Earth, sebuah situs yang memberikan layanan melihat globe (bola dunia) dari luar angkasa dan kemudian bisa melakukan zooming (memperbesar gambar) sampai gedung-gedung terlihat jelas.

“Nah, coba kau cari posisimu di mana, anakku…..” aku berujar membuka pembicaraan.
“Waaaaah, aku jadi kecil ya Abi, kalau di lihat dari luar angkasa……” Jawab Anakku sibuk memutar-mutarkan globe bumi di layar laptop dengan jari-jarinya yang mungil.
“Nah….. ketemu. Di sini kan bi ?” tanya anakku.

“Benar. Sekarang temukan posisi mu di sisi pencipta dunia itu, Allah……..” Jawabku melanjutkan.
Anakku terhenyak sejenak. Ia kebingungan menerimaaa pertanyaan itu, apalagi menjawabnya.

“Aku tak tahu Abi, beritahukanlah kepadaku. Abi kan lebih pengalaman……” Anakku merengek.
“Anakku, jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka tengoklah di sisi mana engkau menempatkan Allah….

Rasulullah pernah bersabda : Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan / mendudukkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam jiwa (hatinya).

Tahukah engkau, sering kali manusia menempatkan Allah di lorong gelap atau sudut-sudut sempit qalbunya. Suatu tempat di mana ia “terpaksa” mendatanginya hanya manakala ia berhajat. Begitu buruknya Allah diperlakukan.

Padahal Allah telah bersabda dan mengancam sesuai dengan ucapan Wahb bin Munabbih : Saya telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu. Firman Allah :Hai anak adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau memberitahuku apa kebutuhan yang baik bagimu (Jangan engkau mengajari Ku apa yang terbaik bagimu). Sesungguhnya Aku telah mengetahui kepentingan hamba-Ku. Aku memuliakan siapa yang patuh kepada perintah-Ku, dan menghina siapa saja yang meremehkan-ku. Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku (yakni kewajiban terhadap Aku).

Tapi tetap saja manusia seringkali hanya memberikan “waktu sisa” kepada Allah. Sering kali juga manusia hanya memberikan sisa-sisa tenaga siang harinya untuk Allah. Semua perlakuan buruk terhadap Allah itu dilakukan dengan alasan kesibukan duniawinya mencari rezeki.
Janganlah engkau seperti itu ! Kepada manusia, engkau bersembah sujud, karena berpikir manusia itulah yang memegang gajimu. Dan karena itu, engkau abaikan Sang Pemberi Rezeki.

Padahal rezekimu yang berada di sisi Allah adalah lebih pasti, dibandingkan dengan rezeki yang sudah ada genggaman tanganmu.

Janganlah engkau mengadukan kebutuhanmu kepada selain Allah, sebab Dia-lah yang mencukupi segala kebutuhanmu. Bagaimanakah mungkin mengadukan kepada selain Allah untuk mencukupi kebutuhanmu, padahal Allah-lah yang mencukupinya. Dan bagaimana mungkin orang yang tak cukup kuat mencukupi kebutuhannya sendiri (orang yang menggajimu), dapat mencukupi kebutuhan orang lain ? Dia sendiri masih mengandalkan rezekinya kepada Allah.

Tidakkah engkau heran anakku, bahwa banyak manusia yang mencoba berlari dari Allah. Meninggalkan Allah untuk kepentingan dirinya sendiri dan kepentingan duniawinya. Sungguh aku tak habis pikir jika melihat ada orang yang menghindar dari sesuatu yang sangat dibutuhkannya, dan ia tidak bisa lepas daripadanya (Allah). Namun justru mereka mencari sesuatu yang selain-Nya. Masih untung, Allah berbaik hati tidak memutuskan rezekinya padamu, setelah semua perlakuan burukmu kepada-Nya. Belumkah tiba saatnya bagimu untuk bersyukur ?

Sungguh, semua itu terjadi bukan karena butanya penglihatan, melainkan karena butanya pandangan batin di dalam dada. Karena itu Allah mendatangkan ilham spiritual kepadamu untuk menyelamatkanmu dari hal-hal duniawi dan membebaskanmu dari segala makhluk.

Anakku, engkau menjadi orang merdeka atas segala yang engkau kesampingkan, dan menjadi budak dari apa saja yang kau inginkan. Jika dunia yang kau cintai, maka engkau menjadi budak dunia dan mengesampingkan Allah. Sementara jika engkau mencintai Allah, maka engkau menjadi hamba Allah yang baik dan mengesampingkan dunia. Karena itu, keluarlah, keluarlah, keluarlah, anakku, dari kungkungan wujudmu menuju cakrawala luas pandangan batinmu….

Nah, kembali ke perlakuan buruk kepada Allah. Janganlah sekali-kali kau perlakukan Allah dengan sedemikian buruk. Tidak tahukan engkau siapa Allah ?
Bacalah kembali QS Al An’am : 91
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya…(QS Al An’Am : 91)

Di dalam sebuah tafsir dijelaskan bahwa ayat tersebut bermakna “Mereka tidak mengenal Allah (makrifat) sebagaimana seharusnya Dia dikenal.”
Mungkin inilah arti sabda Nabi saw : Aku tak bisa memuji-Mu sepenuhnya (HR. Baihaqi)
Jika pujian seorang Rasul saja tidak dapat menggenapkan hak-hak Allah atas dirinya, maka apalah artinya pujianmu sebagai manusia biasa. Tidak kah kau merasa keterlaluan jika seorang manusia tidak memuji Allah, bahkan malah membuangnya ke sudut-sudut gelap lorong hatinya ?

Ketahulah anakku, Afudhail bin Iyaadh ra., berkata : Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadat kepada Allah, hanya menurut kedudukannya di sisi Allah, atau menurut perasaan imannya terhadap Allah, atau kedudukan Allah di dalam hatinya. Jika engkau beranggapan bahwa Allah adalah segalanya, seyogianya engkau membiarkan Allah MERAJA di dalam qalbumu, bukan membuang-Nya di sudut gelap hatimu.

Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu, agar engkau dapat mengenal-Nya, menghormati-Nya, dan menempatkan-Nya pada posisi yang sepantasnya di dalam qalbumu. Amin
smoga bermanfaat saudaraku!!!!

Sang Pengembara Kehidupan
(The Life Adventurer)



sumber : http://www.facebook.com/notes/echo-boedy/sahabat-begitu-buruknya-allah-diperlakukan/186380125845

Tidak ada komentar:

Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran