Rabu, 16 Desember 2009

Pembuatan Tablet

TEORI SEDIAAN TABLET

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Definisi

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)

I.2 Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;

2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;

3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;

4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;

5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;

6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;

7. Bebas dari kerusakan fisik;

8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;

9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;

10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

I.3 Keuntungan Sediaan Tablet

Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;

2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;

3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;

4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain :

1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;

3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;

4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;

5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;

6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;

7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;

8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;

9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);

10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);

11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;

12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

I.4 Kerugian Sediaan Tablet

Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :

1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);

2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

· Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;

· Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);

· Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di perdagangan.

I.5 Masalah-Masalah Dalam Pembuatan Tablet

Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.

Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :

1. OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).

2. Stabilitas zat aktif :

a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.

b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.

c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol <>

d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering

· Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%)>

· Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.

3. Pemilihan bahan pembantu yang cocok

Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.

4. Jumlah fines total

Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet.

5. Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine sesedikit mungkin)

6. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminating.

7. Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.

8. Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.

9. Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.

10. Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 °C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.

11. Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.

12. Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 – 4% dihitung terhadap mucilago.

Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago.

Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan:

- Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua

- Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.

Jumlah Tween yang tepat tergantung pada:

· Jumlah zat aktif

· Jumlah bahan pembantu yang digunakan

13. Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.

14. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi

Kemungkinan disebabkan oleh:

· Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.

· Aliran granul yang kurang baik

· Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.

· Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.

15. Jika zat aktif larut air:

· Jangan menggranulasi dengan air

· Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.

Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%.

Permasalahan-Permasalahan Khusus

1. Campuran Eutektik

Timbang kedua zat aktif secara proporsional, masukan dalam mortir dan digerus. Bila meleleh berarti eutektik.

Cara lain adalah setelah dicampur kedua zat aktif tambahakan musilago pakai air, bila tidak kering berarti eutektik, atau musilago diganti dengan PVP alkohol.

2. Pembuatan tablet Etambutol

Harus disalut dengan pahan penyalut yang larut alkohol larut asam lemak tetapi tidak larut air, lebih baik disalut dengan Cetosel. Etambutol jika digranulasi dengan PVP/alkohol akan semakin melengket. Jadi cetak langsung atau granulasi kering/slugging. Dengan slugging, kekompakan akan turun, friabilitas menjadi tinggi. Teknik penambahan PVP : tambahkan dulu PVP kedalam massa cetak sampai homogen lalu ditambahkan alkohol sehingga jumlahnya tepat.

3. Vitamin C

Jangan gunakan Avicel, ini mempercepat oksidasi vitamin C. Bisa digunakan PVP tapi jelek. Pakai musilago dalam ruang hampa udara/bisa juga dipakai Cetosel dalam alkohol/eksplotab/starch. Jangan digunakan dengan granulasi basah karena waktu hancurnya akan jelek.

Yang baik gunakan Avicel adalah selama tidak OTT dengan zat aktif. Avicel dapat digunakan untuk cetak langsung, atau juga granulasi basah tetapi sebagai pengisi. Jika Avicel tidak larut air dapat bertindak sebagai fasa luar dan fasa dalam. Jika Avicel sebagai fasa luar, amilum kering dihilangkan sehingga komposisi FL :

R/ Avicel 6%

Talk 1% (dikurangi)

Mg Stearat 1%

Demikian juga jika digunakan Aerosil sebagai fasa luar, talk dikurangi karena telah berfungsi juga sebagai glidan.

4. Starch

Starch yang baik jumlahnya 30%, jika zat jumlahnya tinggi bila ditambah Starch 1500 30% maka bobot tablet akan semakin besar sedangkan yang harus ditambahkan adalah lubrikan, pelincir, maka starch ditambahkan kurang dari 30% yang membuat aliran menjadi jelek. Untuk mengatasi hal ini, gunakan Avicel yang dapat bertindak sebagai pengisi juga penghancur.

Kombinasi Starch 1500 dan Eksplotab baik untuk pembuatan tablet secara cetak langsung sebagai penghancur, jangan digunakan sebagai pengisi.

5. Pembuatan Granulasi Kering

ARC 591 jangan memakai alkohol yang mengandung air (pakai alkohol yang tidak berair). Jika mengandung air sulit direkonstitusi.

6. Penggunaan Pharmacot, Etocel, PVP

Hanya untuk zat aktif yang tidak boleh kena air (karena akan terurai). Kombinasi Starch 1500/Avicel hanya untuk cetak langsung, jumlah Avicel dikurangi dan Starch-nya 30%. Starch 1500 tidak boleh untuk granulasi basah sebagai pengisi karena Starch dengan air akan membentuk gel yang dapat berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat. Tetapi sebagai penghancur untuk SL dapat digunakan dengan teknik granulasi basah.

7. Penanganan Ekstrak untuk Tablet

Ekstrak kental larutkan dulu dalam etanol 70% kemudian dikeringkan dengan SL. Untuk ekstrak Belladona 1:3.

Masalah Pada Beberapa Senyawa Aktif

· Papaverin HCl, jika digunakan air dapat larut maka gunakan pelarut yang tidak melarutkan zat tersebut.

· Zat hidrofob seperti Fenilbutazon, Vioform, Parasetamol, Ester Kloramfenikol dapat dilakukan penambahan Tween 80 0,01% bobot tablet atau saponin 5% bobot tablet (ditambahkan mucilago amyli sebanyak 0,03%)

· Diazepam, jika dibuat granul akan kasar, oleh karena itu dapat dihaluskan terlebih dahulu.

· Untuk vitamin C dan Parasetamol, gunakan pelarut non air, keringkan dengan dehumidifier.

· Fe mempunyai bobot jenis yang tinggi, maka gunakan pengikat PVP dalam alkohol karena jika digunakan air akan terjadi oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.

· Untuk vitamin B12, gerus 1 g + etanol + SL (99 g), keringkan jika minta dispensasi bahwa tidak ada yang hilang selama proses berarti 100 g sebanding dengan 1 g vitamin B12.

Selain itu, vitamin B12 terikat sangat kuat dengan mucilago amyli sehingga waktu hancurnya lama. Avicel dengan mucilago amyli membentuk adonan lengket yang sukar digranulasi. Kadarnya sangat kecil, perlu diajukan uji keseragaman kandungan.

· Penisilin VK terbaik dibuat dengan cara slugging

· Mg(OH)3 + alukol terbaik digunakan cetak langsung, dapat granulasi basah menggunakan PVP dalam alkohol, jika menggunakan mucilago amyli, kapasitas penetralan dapat turun.

· Alukol berat jenis tinggi untuk tablet (aliran baik), berat jenis rendah dapat digunakan untuk suspensi, tablet kunyah, voluminous.

· Etambutol, tablet cepat basah. Granulasi dengan alkohol atau disalut atau ditambahkan etambutol sebagai fines.

· Alukol + ekstrak Belladona, gunakan SL sebagai pengisi. Karena ekstraknya pahit, jarang untuk obat kunyah. Bila dibuat obat kunyah maka tambahkan asam siklamat dan sakarin untuk mengatasi rasa pahit. Alukol dengan antasid lain, OTT terhadap CMC. Perlu dilakukan uji penetralan terhadap bahan baku dan tablet (minta dispensasi).

· Untuk garam-garam Kalsium, Ca Pantotenat dan lainnya tidak dapat memakai mucilago amyli sebagai pengikat sebab akan terbentuk massa seperti lem.

· Mg-stearat dan Eksplotab, bila zat aktif bersifat asam, jangan menggunakan Mg stearat dan Eksplotab, ganti saja Mg-stearat dengan asam stearat.

· Antibiotika, terutama yang tidak tahan pemanasan, dilakukan dengan slugging atau dehumidifier (dengan alkohol + air) disedot pada suhu 30 °C tetapi hasilnya kurang baik, sebab potensi akan menurun karena kontak dengan air.

· Ekstrak untuk tablet, ekstrak kental dilarutkan dulu dalam etanol 70%, baru dikeringkan dengan SL. Ekstrak Belladona 1:3 artinya dalam 3 bagian ada 1 bagian. Contohnya jika diinginkan 20 mL ekstrak Belladona maka yang diambil adalah 60 mL, digerus halus dan dicampurkan dengan pengisi sedikit demi sedikit.

· Untuk zat-zat berkhasiat yang sangat pahit seperti Kloramfenikol harus disalut (dispensasi). Kloramfenikol palmitat tidak bisa dibuat tablet karena masih ada sisa asam palmitat yang menyebabkan tablet mudah pecah karena sukar diikat.

· INH dan PAS tidak dapat dibuat kombinasi dalam tablet karena PAS diabsorbsi di usus tidak boleh terdisolusi di lambung (?).

Catatan Lain

1. Fines

Maksimum 30% dari bobot tablet termasuk Fase Luar (FL) jika lebih dapat terjadi capping. Jumlah yang berbeda, distribusi berbeda dapat diatasi dengan hoover yang tidak bergetar dan atau adanya pengaduk.

2. Eksplotab

Tidak tahan asam, hanya untuk penghancur luar, tidak bisa untuk granulasi basah, digunakan 3-5%, maksimum 25%.

3. Starch 1500

Pengisi tablet untuk cetak langsung. Jika ada air akan menjadi gel sehingga zat aktif terhambat, daya mengembang kurang sehingga waktu hancur menjadi jelek. Pengisi tablet tidak lebih dari 30%.

4. Avicel pH 101,102,103 baik untuk tablet cetak langsung

5. Jika jumlah zat aktif kecil dan berbentuk hablur, resiko ketidakseragaman kandungan zat aktif besar jika dibuat secara cetak langsung, karena kurang homogen.

6. Untuk cetak langsung gunakan zat aktif yang halus dengan aliran baik.

7. Jika basis kasar dan zat aktif halus, maka distribusi menjadi tidak merata karena terjadi distribusi ukuran partikel yang tidak merata, terutama saat pencetakan, akibat getaran.

8. Vitamin B12 untuk cetak langsung harus dihaluskan terlebih dahulu. Gunakan pengisi manitol, bukan dengan SL.

9. Untuk antibiotika, pilih pengikat yang tidak mengubah potensi.

10. Mekanisme umum hancurnya tablet adalah pembasahan, penetrasi air, pengembangan, dan hancur. Untuk cetak langsung, jika kecepatan aliran masa cetak 1,5 g/dt atau lebih sudah cukup baik.

11. Jika zat aktif 200 mg per tablet, siap-siap untuk dibuat secara cetak langsung.

12. Dalam evaluasi waktu hancur tablet, tinjau mekanisme waktu hancur, surfaktan, desintegrator lebih baik yang hidrofob.

13. PVP mudah ditembus air.

14. Ac di sol 3% sebagai penghancur luar untuk memperbaiki waktu hancur.

Granulasi dibuat terpisah dengan pertimbangan jumlah granul sama banyak, distribusi granul sama di mana perbandingan granul A dan B sama, kelemahan distribusi tidak selalu sama.

15. Ukuran (mesh) 18-20; 20-22; yang biasa 16-16

Jika granul pengikatnya lemah, gunakan pengayak dengan ukuran mesh sama

16. Zat aktif dengan bobot jenis tinggi (umumnya BJ zat anorganik), granulasi seperti biasa, FL sekecil mungkin.

17. CaCO3 dapat digunakan sebagai penghancur di dalam lambung yang akan menyerap asam lambung dan berubah menjadi CO2.

Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet

Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :

· Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet

· Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih

· Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong

· Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah

· Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch

· Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)

· Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

Masalah Lain Pada Pencetakan Tablet Secara Khusus

1. Lengket pada Cetakan

Manifestasinya :

· Melekat pada die dan sulit untuk dikeluarkan

· Bunyi keras pada mesin

· Tablet kopak, jelek, sisi tablet kasar, kadang-kadang hitam

Penyebab :

§ Antiadheren kurang

§ Lubrikan kurang atau tidak tepat

Contoh : Tablet asetosal dengan Mg stearat lengket, seharusnya digunakan asam stearat (yang mikronize karena fungsi lubrikan adalah antar partikel sehingga kalau halus akan terselimuti oleh lubrikan).

§ Kandungan air (aspek kadar air) tinggi akan menyebabkan penempelan pada die, sedangkan kadar air rendah dapat menyebabkan laminating atau capping.

§ Kemungkinan karena interaksi kimia atau fisika, contoh interaksi fisika etoksi benzamin dengan kafein, gliseril guaiakolat dengan prometazin HCl, yaitu terjadinya pelelehan sehingga adhesivitas tinggi dan akhirnya menjadi lengket.

§ Bahan baku dengan titik leleh sangat rendah, sehingga kesulitan dalam masalah pencetakan, contoh : Ibuprofen, Gliseril guaiakolat, Siprofloksasin (Antibiotik turunan Imidazol).

Penyelesaian Masalah :

· Meningkatkan antiadheren dan lubrikan

· Penggantian lubrikan yang cocok

· Mengurangi jumlah granul yang kasar

· Mengurangi jumlah air tapi jangan sampai berada di bawah optimum, karena tablet menjadi kurang baik. Jika sudah diketahui jumlah pembasah yang paling baik maka agar pembasahnya pas, dilakukan dengan menambahkan pembasah ke dalam larutan pengikat, yaitu bahan pembantu yang tidak menguap tapi basah, contoh Propilen glikol atau gliserin.

· Jika terjadi lengket mungkin karena punch dan die yang rusak, sebab kalau cacat pada punch, maka akan melekat sehingga ratakan punch dan die.

· Kalau mungkin pencetakan pada suhu rendah dan humuditas rendah karena khusus untuk bahan aktif dengan titik leleh rendah atau terjadi campuran eutektik maka zat campuran eutektik semakin mudah menyerap air. Contoh : Kombinasi ampisilin dengan asam klavulanat, dimana asam klavulanat mudah hancur dengan kelembaban dan temperatur yang tinggi. Oleh karena itu, pembuatannya dilakukan dalam suhu dan RH yang rendah.

· Perubahan bahan pengisi, bahan pengisi dengan titik leleh tinggi dan dapat mengadsorbsi, seperti SiO2 dan aerosil (adsorben). Penambahan aercsil pada tablet akan menyebabkan penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat, namun waktu hancur semakin panjang.

2. Lengket pada pons

Manifestasi :

· Terkelupasnya bagian tablet karena permukaan tablet melekat pada pons. Penyebab sama dengan tadi

· Kurangnya anti adheren

· Kandungan air tinggi

· Lengket pada pons

Penanggulangannya sama :

§ Ubah ukuran granul

§ Tambah adsorben

§ Perbaiki alat

· Alat dipoles, sehingga adhesivitas tablet dan pons sangat kecil.

3. Capping/Laminating

Capping : copot

Laminating : belah

Penyebab :

§ Terjebaknya udara pada tablet karena granul sangat halus

· Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya udara yang terjebak antara pons dan die

§ Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)

§ Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan bahan cair dan tidak mudah menguap

§ Zat pengikat yang kurang tepat.

§ Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit (tepat tetapi jumlahnya kecil)

Penanggulangannya

· Pembuatan granul diulang jika penyebabnya adalah kelebihan atau kekurangan pengikat atau tidak cocok.

· Tambahkan pengikat kering seperti gom arab, sorbitol, PVP, sakarin, NHPC, LHPC 21, Metilselulosa dengan konsistensi tinggi, sehingga meningkatkan kekompakan tablet.

· Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.

4. Sumbing atau retak-retak pada permukaan tablet

Manifestasinya :

Akibat dari ketiga masalah sebelumnya : laminating, lengket atau kadang-kadang karena pons yang terlalu dalam.

Penyelesaian :

· Pons dan die supaya di poles

· Untuk ukuran granul yang besar, kurangi partikel granul.

· Diganti pons dan die

· Tambahkan pengikat kering

5. Keseragaman bobot (FI III)

Penyebab pertama :

- Aliran kurang baik

- Distribusi ukuran granul yang tidak tepat, sebab dengan demikian mungkin saja timbul porositas tinggi, yang tidak dapat menjamin keseragaman bobot karena adanya distribusi baru pada saat pencetakan.

- Sistem pencampuran yang tidak benar, sehingga mesin harus terkunci baik terutama pons bawah karena dapat berubah-ubah sehingga bobot berbeda-beda.

Penyelesaian masalah :

- Perbaiki atau ulangi proses pembuatan granul, perbaikan ukuran granul, pengikat, granulasi, perbaikan pencampuran massa cetak.

- Perbaikan mesin tablet yaitu validasi mesin tablet.

- Kecepatan aliran dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab kecepatan aliran : kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ; porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.

Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.

Penyelesaian Masalah :

- Kurangi kadar air

- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal sehingga aliran bagus.

6 Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)

Dilakukan bila :

· Kadar bahan aktif dibawah 50 mg

· Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%

Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :

· Karena aliran jelek

· Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul (di pabrik)

· Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)

· Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik

· Kondisi mesin tidak benar.

Penyelesaian masalah

· Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.

· Kalibrasi mesin.

I.6 Jenis Sediaan Tablet

(Catatan Kuliah P’ Charles + Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717)

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

a. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.

b. Tablet Cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

a. Tablet Konvensional Biasa

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:

· Pengisi (memberi bentuk) : laktosa

· Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan): musilago amili, amilum

· Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.

Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan)

c. Tablet Lepas Lambat

Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.

e. Tablet Lepas Terkendali

Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.

f. Tablet Salut Gula

Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak.

Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

g. Tablet Salut Film

Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.

h. Tablet Efervesen

Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2..Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

i. Tablet Kunyah

Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

a. Tablet Bukal

Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).

b. Tablet Sublingual

Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.

c. Tablet Hisap/Lozenges

Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.

3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh

1. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

1. Tablet Vaginal

Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.

4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet

Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)

a. Tablet Triturat untuk Dispensing

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.

Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).

Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.

b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV)

c. Tablet Dispensing

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.

Berdasarkan Rute Pemberian :

1. Tablet oral (dalam mulut)

2. Tablet rektal

3. Tablet vaginal

4. Tablet implantasi

Berdasarkan Penyalutan :

1. Tablet polos

2. Tablet salut gula

3. Tablet salut film

Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :

1. Tablet pelepasan biasa

2. Tablet lepas lambat

3. Tablet lepas tunda

4. Tablet lepas terkendali


BAB II
METODE DAN BAHAN PEMBUATAN TABLET
II.1 Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :

a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

· Memperoleh aliran yang baik

· Meningkatkan kompresibilitas

· Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

· Mengontrol pelepasan

· Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

· Distribusi keseragaman kandungan

· Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah:

· Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

· Biaya cukup tinggi

· Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.

Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

· Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi

· Zat aktif susah mengalir

· Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab

Keuntungan cara granulasi kering adalah:

· Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu

· Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab

· Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:

· Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug

· Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam

· Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.

Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :

* Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

* Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
* Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
* Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :

· Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.

· Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.

· Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik

II.2 Bahan Pembantu Granulasi Basah

A. Pengisi

Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan

Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.

1. Avicel (mikrokristalin selulosa)

- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.

- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.

- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.

- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.

- Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.

- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.

- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.

- Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.

- Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas tablet.

- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.

- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.

- 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.

- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

Sebagai disintegran :

- Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih tinggi.

- Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.

- Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket pada lidah saat akan digunakan.

2. Kalsium sulfat trihidrat

- Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.

- Sinonim: terra alba, snow white filler.

- Insoluble, non-higroskopis.

- Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas abisaorbisai yang tinggi untuk minyak.

- Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste.

3. Kalsium fosfat dibasic

- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam

- Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel

4. Laktosa

(Lachman Tablet)

- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl

- Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%

- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin menghasilkan reaksi Maillard

- Isomer: α dan β (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)

(Lachman Industri)

- Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat

- Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)

- Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.

- Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering, disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan

(Handbook of Pharm Excipient)

- Keburukan: laktosa dpr berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat

- Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh), granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat

- Dikenal sebagai gula susu.

Spray-dried Lactose

(Lachman Industri)

- Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa

- Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air <>direct compression-nya

- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa

- Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang mengandung furaldehid

- Gunakan lubrikan netral atau asam

5. Sukrosa

- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat

- Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan pengisi insoluble lain

- Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.

- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking

- Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat untuk memperbaiki kekerasan tablet

- Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi menjadi coklat pada penyimpanan dan higroskopis

- Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:

a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar

b. Di Pac : 97% sukrosa, 3% modified dekstrin

c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat

6. Dekstrosa

- Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat

- Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat

- Menjadi coklat pada penyimpanan

7. Manitol

- Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin (negatif heat solution)

- Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat

- Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih halus dari sukrosa atau dekstrosa

- Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan semalam pada 140-150 °F adalah 0,2%

- Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat bersifat laksatif

8. Emdex dan Celutab

(Lachman Industri)

- Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi

- Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet dapat meningkat setelah pengempaan

- Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosa

- Dapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa halus.

9. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)

B. Adsorben

- Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.

- Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.

Contoh:

1. Avicel
2. Bolus alba
3. Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
4. Aerosil

C. Pengikat

- Pengikat bisa berupa gula dan polimer.

- Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)

- Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa

- Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.

- Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel

(Lachman Tablet halaman 161)

1. Starch (amylum)

(Lachman Tablet)

- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur

- Dalam bentuk musilago amili 5-10%

- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan

- Cara lain: suspensi starch dalam air dipanaskan

- Mengandung kadar air 11-14%; akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (hal 161)

- Pembuatannya harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik, tidak terhidrolisis, dan tidak mengarang

- Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.

- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh dan sukar dikeringkan

- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah besar

Sebagai disintegran:

- Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan

- Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)

- Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak

- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 °C untuk menghilangkan air yang terabisaorpsi

2. Starch 1500

(Lachman Tablet)

- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran

- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran

- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama

- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat

- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.

(Lachman Industri)

- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch

- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan tambahan (misalnya 0,25% colloidal silicon dioxide)

- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

Sebagai disintegran:

- Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)

- Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah

3. Amilum pragelatinasi

- Merupakan pati yang sudah dimasak dan dikeringkan lagi. Dapat digunakan sebagai pengganti starch paste karena lebih mudah larut dalam air hangat tanpa pemanasan

- Dapat ditambahkan kering ke dalam serbuk kemudian dibasahkan dengan air membentuk massa lembab

4. Gelatin

- Digunakan pada konsentrasi 5-10% sebanyak 1-5% dari formula

- Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras dan memerlukan disintegran yang aktif

- Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat

- Kelemahan: rentan bakteri dan jamur

- Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat sampai digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan

5. Larutan sukrosa

- Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%

- Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam

- Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dr oksidasi

- Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen, meprobamate

6. Larutan akasia

- Digunakan pada konsentrasi 10-25%; untuk mengurangi mephenesin (dosis besar dan sukar digranulasi)

- Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpanan

- Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba

- Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi tablet

7. PVP

- Nama dagang: Kollidon atau Plasdon

- Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)

- Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.

- Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.

- PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2

8. Selulosa

1. Metil selulosa

- 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang sama dengan musilago amili

- Dapat digunakan untuk menggranulasi soluble/insoluble powder; pengikat yang baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula

- Keuntungan: dapat dikompres cepat, tidak mengeras pada penyimpanan

b. CMC Na

- 5-15%

- Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya

- Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP kecenderungan untuk mengeras; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama

c. Etil selulosa

- Larutan dalam alkohol. Low grades digunakan sebagai pengikat 2-10% dalam etanol

- Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi: asetaminofen, kafein, meprobamat, ferofu, arat, dan dapat digunakan sebagai pengikat non air untuk serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat

- Dapat memperlambat disintegrasi

9. Polivinil alkohol

- Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri

- Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan

10. PEG 6000

- Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan

- PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras pada 56-630C

11. N-HPC (Nisso-HPC)

- Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilaruntukan dalam air atau alkohol.

- Cara:

1. Melarutkan dalam air

- N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat

- 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan sambil diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.

1. Melaruntukan dalam pelarut organik

D. Flavour

(Lachman Industri)

- Digunakan untuk tablet kunyah

- Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak

- Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan ke adsorben

- Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%

E. Disintegran

Fungsi : untuk memecah tablet

Cara pakai : – saat granulasi

- sebelum dicetak (paling baik)

1. Starch (amylum)

2. Starch 1500

3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)

- Pemakaian: 1-20% dengan konsentrasi optimum 4%

- Explotab tidak dapat sebagai penghancur dalam

- Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi sehingga mampu menyerap air 200-300%

- Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan

- Perhatian: pada suhu dan kelembaban yang tinggi dapat memperlama waktu disintegrasi sehingga memperlambat waktu disolusi

4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)

- Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.

- Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.

5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)

- Pemakaian: 1-10%

- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif rendah

6. Clays

- Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi

- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena dapat menyebabkan perubahan warna secara keseluruhan

7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)

- Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)

- Memiliki afinitas yang besar terhadap air

F. Lubrikan

- Konsentrasi optimum: 1%

- Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan

- Jenis:

1. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk effervescent
2. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah

- Mekanisme:

1. Fluid type lubricant

Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat meninggalkan noda pada tablet

1. Boundary type lubricant

Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan logam. Tipe ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik

- Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis partikel secara keseluruhan

- Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak

- Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan kecepatan disolusi karena sifatnya yang hidrofob

- Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya lubrikan alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan talk.

- Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol

- Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk lapisan di sekitar granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan menyebabkan tablet menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah

- Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah homogen, dan dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit

- Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi

- Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat dikombinasi dengan Mg-stearat

Water soluble lubricant Water insoluble lubricant

Asam borat : 1% Logam (Mg, Ca, Na) stearat : ¼-2%

Sodium chloride : 5% Asam stearat : ¼-2%

DL-Leusine :1-5% Sterofex : ¼-2%

Carbowax 4000/6000 : 1-5% Talk : 1-5%

Sodium oleat : 5% Waxes : 1-5%

Sodium benzoat : 5% Stearowet : 1-5%

Sodium asetat : 5% Gliseril behapte (Compritol 888):

Sodium lauril sulfat : 1-5% dapat pula sebagai pengikat, dapat

Mg-lauril sulfat : 1-2% dikombinasi dengan Mg-stearat

Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%

G. Glidan

- Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni

- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe

1. Cab-O-Sil : 5-10%

2. Corn starch : 5-10%

3. Aerosil : 1-3%

4. Talk : 5%

5. Syloid : 0,1-0,5%

H. Anti Adheren

- Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-Leusine

- Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking

1. Talk : 1-5%

2. Logam stearat : <1%

3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%

4. Syloid : 0,1-0,5%

5. Corn starch : 3-10%

6. DL-Leusine : 3-10%

7. Na-lauril sulfat: <1%

II.3 Perkembangan Formula Tablet

Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya bahan disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.

I. Granulasi Basah

1. Zat Aktif A

Fase Dalam (92%)

Zat Aktif Sesuai dosis

Amilum Kering 10% bobot total

Musilago amili 10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)

Laktosa q.s

Fase Luar (8%)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5%

Pada tablet yang dinuat dengan menggunakan musilago amili sebagai pengikat, disolusi zat aktif dari dalam granul akan dipersulit, karena musilago amili yang sudah kering sulit ditembus sehingga disolusi zat aktif dari granul akan lebih sukses. Selain itu, pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan suhu pengeringan yang tinggi. Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama, dan friabilitas yang jelek.

2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air, tetapi penguapannya akan diperlama sehingga digunakan pelarut etanol 95%.

Fase Dalam (92%)

Zat aktif A sesuai dosis

PVP 2%

Eatanol q.s

Amilum kering 10% dari bobot total

Laktosa q.s

Fase Luar (8%)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5%

PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Jika sedikit bermasalah dapat digunakan aerosil sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi : Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering 5%, tapi formula ini jarang digunakan.

3. Amilum kering bukan penghancur FD yang baik, maka dapat ditambahkan ac-di-sol (± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur fasa luar. Formula akan menjadi :

Fase Dalam (92%)

Zat aktif A sesuai dosis

PVP 2%

Eatanol q.s

Amilum kering 10% dari bobot total atau

Ac-di-sol 3%

Laktosa q.s

Fase Luar (8%)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5% atau

Acdisol 3% atau

Eksplotab 5% atau

Starch 1500 5%

Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang digunakan sebagai penghancur fasa dalam.

4. Laktosa mempunyai kompresibilitas yang buruk sehingga friabilitasnyapun buruk. Untuk memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan dalam formulasi Gkdan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat). Formula tablet akan menjadi :

Fase Dalam (92%)

Zat aktif A sesuai dosis

PVP 2%

Eatanol q.s

Amilum kering 10% dari bobot total atau

Ac-di-sol 3%

Avicel q.s

Fase Luar (8%)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5% atau

Acdisol 3% atau

Eksplotab 5% atau

Starch 1500 5%

II. Granulasi Kering

Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.

1 Fase Dalam (97%)

Zat aktif A sesuai dosis

Amilum kering 10%

Laktosa q.s

Fase Luar (3%)

Mg stearat 1%

Talk 2%

Pembuatan slug : FD + ½ FL = 97% + 1,5% = 98,5%, lalu dicetak dan dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran ≥4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan sisa ½ FL (1,5%)

2. Karena kompresibilitas laktosa buruk, maka dapat diganti dengan :

Fase Dalam (97%)

Zat aktif A sesuai dosis

Amilum kering 10%

LHPC 21 10%

Laktosa q.s

Karena laktosa memiliki sifat aliran yang jelek, laktosa dapat diganti dengan avicel.

Fase Dalam (97%)

Zat aktif A sesuai dosis

Amilum kering 10%

LHPC 21 10%

Avicel q.s

LHPC 21 juga dapat penghancur sehingga amilum kering dapat dihilangkan. Penggunaan LHPC 21 akan meningkatkan ongkos produksi karena harga LHPC 21 mahal. LHPC 21 dapat diganti dengan eksplotab/primorgel atau starch 1500.

Fase Dalam (97%)

Zat aktif A sesuai dosis

Eksplotab/starch 1500 5%

Avicel q.s

Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB.

III. Kempa Langsung

Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 30%. Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50% agar keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat zat aktif untuk cetak langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif, kompresibilitas.

1. Zat aktif A sesuai dosis

Laktosa spray dried q.s

Mg stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5%

2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka diguanakan eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.

Zat aktif A sesuai dosis

Avicel : Eksplotab (3:7) q.s

Mg stearat 1%

Talk 2%

3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai ”running powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.

Zat aktif A sesuai dosis

Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s

Mg stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5% atau

Eksplotab 5% atau

Ac-di-sol 3%

Contoh Perhitungan Tablet

I. Granulasi Basah

Contoh : Zat aktif paracetamol 500 mg

Direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet

Formula : Fase Dalam (92%)

Paracetamol 500 g

Amilum 10% dari bobot tablet 70 g

Musilago amili 10% (1/3 FD) 21,5 g

Laktosa 52,5 g

644 g

Fase Luar (8%)

Mg stearat 1%

Talk 2%

Amilum kering 5%

Cara menghitung :

- Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g

setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g

- Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g

Misalnya : Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%, maka untuk kadar air 0%, bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. Jumlah tablet yang diperoleh = 588/644 x 1000 tablet = 913,04 tablet.

Fase luar yang ditambahkan :

Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g

Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g

Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g

Bobot tablet yang diperoleh


=


600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g

913,04

= 714,27 g

II. Granulasi Kering

Contoh : Zat A 400 mg; bobot tablet 600 mg; jumlah tablet 1000 tablet

Formula : Fase dalam (97%)

Zat A 400 g

Amilum 10% bobot tablet 60 g

Laktosa 122 g

582 g

Fase Luar (3%)

Mg stearat 1% 6 g

Talk 2% 12 g

Slug (98,5%) Zat A 400 g

Amilum 60 g

Laktosa 122 g

Mg stearat 3 g

Talk 6 g

591 g

Misalnya : slug yang diperoleh = 500 mg, maka sisa FL yang ditambahkan :

Mg stearat = 500/591 x 3 = 2,538 g

Talk = 500/591 x 6 = 5,076 g

Slug + sisa FL = 500 g + 7,614 g = 507,614 g

Jumlah tablet yang diperoleh = 500/591 x 1000 = 846,024 g

Bobot tablet = 507,614/846,024 ≈ 0,6 g

III. Kempa Langsung

Contoh : Zat A 25 mg; bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet

Formula : Zat A 25 g

Pengisi q.s 217,5 g

Mg stearat (1%) 2,5 g

Talk (2%) 5 g

250 g

Bahan siap dikempa menjadi tablet…..!!!!!


BAB III

EVALUASI TABLET

A. Evaluasi Granul

Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi:

1. Granulometri

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.

· Timbang 100 gr granul

· Letakkan granul pada pengayak paling atas

· Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran

· Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak

· Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.

2. Bobot Jenis

a. Bobot jenis sejati

Bobot jenis sejati diukur dengan piknometer gas Beckman

b. Bobot jenis nyata

Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul . Baca volume.

Bobot jenis nyata = bobot/volume

c. Obat jenis nyata setelah pemampatan

Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat volumeter . Lihat volume setelah pemampatan.

Bj nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

Pemampatan 500 x

BJ nyata BJ nyata setelah pemampatan

3. Kadar Pemampatan

%T = Vo – V500

Vo

%T = Kadar pemampatan

Vo = Volume sebelum pemampatan

V500 = Volume setelah pemampatan 500 x

%T <> ^V<20> granul memiliki aliran yang baik

Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

4. Kompresibilitas

% K= Dapt –Davc x 100 %

Dapt

Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan

Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x

Jika % K : 5 – 10 % ——– aliran sangat baik

11 – 20 % ——– aliran cukup baik

21 – 25 % ——– aliran cukup

>26 % ——- aliran buruk

5. Aliran

a. Metode corong

(128)/132

Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :

a. cara bebas

b. cara tidak bebas (paksa) digetarkan

Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.

b. Metode sudut istirahat

Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong)

Tampung granul di atas kertas grafik

Hitung x. Jika x = 25- 30 sangat mudah mengalir

30- 40 mudah mengalir

40- 45 mengalir

> 45 kurang mengalir

6. Kandungan Lembab

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance .

% KB = W1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot

% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab

Wa = W – W1 W = bobot mula-mula

W1 = bobot setelah pengeringan

B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)

1. Visual /Organoleptik

a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat

b. Bau

c. Rasa

2. Sifat fisika kimia

1. Keseragaman ukuran

a. Keseragaman tebal

b. Keseragaman diameter

2. Kekerasan

3. Friabilitas

4. Keragaman sediaan

a. Keragaman bobot

b. Keseragaman kandungan

5. Waktu hancur

6. Disolusi

7. Uji kadar zat aktif

3. Uji Keamanan/Toksisitas

Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet

4. Uji Mikrobiologi

Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak dikontaminasi oleh bakteri disbandingkan oleh tablet tidak bersalut karena kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan bakteri.

Lingkungan produksi yang kurang bersih juga merupakan likungan yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu beberapa industri memberikan persyaratan kemurnian yaitu batas angka mikroba.

Uji Friabilitas Tablet

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.

Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.

Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot <> 650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan.

(USP & NF 1994)

Penyimpanan Tablet

Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya.

Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup sangat rapat atau kemasan yang kedap terhadap lembab dan mungkin perlu ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel. Kondisi khusus penyimpanan dan pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-masing .

(The International Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28)

Uji Disolusi <1231>

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.

Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5 ºC selama pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.

Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2 mm selama pengujian berlangsung.

Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.

Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.

Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]

Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.

Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik

Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.

Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang dinyatakan. Laku­kan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.

Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam ma­sing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian meme­nuhi tahap S atau S. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.

Tabel Penerimaan

Tahap



Jumlah yang diuji


Kriteria Penerimaan

S1


6


Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S2

S3


6

12



Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%

Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q – 25%.

Uji Waktu Hancur Tablet Dan Kapsul

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sedia­an atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.

Alat

Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah ber-jarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan perubahan pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.

Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan rangkaian keranjang me­lalui satu titik pada sumbunya, digunakan vntuk menggantungkan rangkaian keranjang.

Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa dipertahankan.

Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15 mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai, mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.

Prosedur

Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang di­nyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing mono­grafi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sem­purna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing mono­grafi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.

Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul gelatin keras.


BAB IV

CONTOH TABLET


Daftar Tablet pada USP 26 2003

Acepromazine maleate, 15

Acetaminophen,

Acetazolamide, 41

Acetohexamide, 43

Acetohydroxamide acid, 44

Acyclovir, 50

Albendazole, 54

Albuterol, 56

Allopurinol, 64

Alprazolam, 66

Alumina,

Aminobenzoate potassium, 117

Aminocarproic acid, 120

Aminoglutethimide 122

Aminopentamide sulfate, 124

Aminophylline, 127

Aminosalicylate sodium, 128

Amiosalycylic acid, 130

Amitriptyline HCl, 133

Amodiaquine HCl, 138

Amoxicillin, 142

Ampicillin, 150

Anileridine HCl, 156

Apomorphine HCl, 166

Ascorbic acid, 171

Asian ginseng, 2762

Aspirin, 175

Astemizole, 185

Atenolol, 186

Atropine sulfate, 193

Azatadine maleate, 197

Azathioprine, 198

Bacampicillin HCl, 204

Baclofen, 209

Barium hydroxide lime sulfate, 212

Bendroflumethiazide, 216

Benztropine mesylate, 228

Bethametasone, 234

Betaxolol, 244

Bethanecol chloride, 245

Biperiden HCl, 250

Bisacodyl, 252

Bromocriptine mesylate, 268

Bromopheniramine maleate, 272

Bumetadine, 275

Bupropion HCl, 280

Buspirone HCl, 282

Busulfan, 283

Butabarbital sodium, 286

Butalbital,

Caffeine,

Calcium, 299, 302, 309, 311, 314

Captopril, 320

Carbamazepine, 324

Carbidopa, 329

Carbinoxamine maleate, 330

Carboxymethylcellulose sodium, 343

Corisoprodol, 341

Carteolol HCl, 345

Cascara, 348

Cefaclor, 352

Cefadroxil, 354

Cefixime, 362

Cefpodoxime proxetil, 380

Cefprozil, 381

Cephalexine, 396

Cepharadine, 402

Chlorambucil, 406

Chloramphenicol, 409

Chlordiazepoxide, 415

Chloroquine phosphate, 424

Chlorothiazide, 426

Chlorpeniramine maleate, 430

Chlorpromazine HCl, 436

Chlorpropamide, 437

Chlorthalidone, 441

Chlorzoxazone, 442

Cimetidine, 454

Ciprofloxacin, 460

Clarithromycin, 466

Clemastine fumarate, 468

Clomiphene citrate, 485

Clonazepam, 488

Clonidine HCl, 489

Clozapine, 500

Codein, 507, 508

Colchicine, 509

Cortisone acetate, 518

Cyclizine HCl, 526

Cyclobenzaprine HCl, 527

Cyclophosphamide, 530

Cyproheptadine HCl, 536

Dapsone, 543

Dehydrocholic acid, 547

Demeclocycline HCl, 550

Desipramine HCl, 552

Dexchlorpheniramine maleate, 570

Dextroamphetamine sulfate, 578

Diazepam, 589

Dichlorpenamide, 594

Diclofenac sodium, 596

Dicyclomine HCl, 599

Diethylcarbamazine citrate, 602

Diethyl propion HCl, 604

Diethyl stilbestrol, 605

Diflunisal, 609

Digitalis, 611

Digoxin, 616

Dihydrotachisterol, 621

Dihydroxyalumunium Na-carbonat, 624

Diltiazem HCl, 628

Dimenhydrinace, 630

Diphenhydramine, 638

Diphenoxylate, 641

Dipyridamole, 645

Dirithromycin, 646

Disulfiram, 649

Divalproex sodium, 650

Docusate sodium, 658

Doxycycline hydate, 670

Doxylamine succinate, 672

Dydrogestrone, 677

Dyphylline, 679

Enalapril maleate, 700

Ephedrine, 1806

Ergocalciterol, 717

Ergoloid mesylate, 720

Ergonovine maleate, 722

Ergotamine tartrate, 725

Erythromycin, 731

Estrogen, 748

Estropipate, 753

Ethacrinic acid, 755

Ethambutol HCl, 756

Ethynil estradiol, 759

Ethionamide, 760

Ethotoin, 764

Ethynodiol diacetate, 765

Etidronate disodium, 768

Etodolac, 770

Famotidine, 775

Fenoprofen calcium, 780

Ferrous sulfate, 788

Finasteride, 791

Flecainide acetate, 793

Fludrocortisone acetate, 796

Fluoxetine, 817

Fluoxymesterone, 819

Fluphenazine HCl, 823

Flurbiprofen, 828

Folic acid, 832

Furozolidone, 836

Furosemide, 839

Gemfibrozil, 850

Glipizide, 859

Glucosamine, 2765

Glyburide, 866

Glycopirrolate, 870

Griseofulvin, 877

Guaifenesine, 880

Guanabenz acetate, 886

Guanadrel sulfate, 886

Guanathidine monosulfate, 888

Guanfacine, 890

Haloperidol, 894

Hydralazine HCl, 909

Hydrochlorthiazide, 910

Hydrocodone bitartrate, 912

Hydrocortisone, 916

Hydroflumethiazide, 926

Hydromorphone HCl, 928

Hydroxychloroquine sulfate, 932

Hydroxyzine HCl, 937

Hyoscyamine, 940

Ibuprofen, 947

Imipramine HCl, 958

Indapamide, 961

Iodoquinol, 995

Iopanoic acid, 1000

Isoniazide, 1026

Isopropamide iodide, 1027

Isosorbide dinitrate, 1037

Isoxsuprine HCl, 1042

Ketoconazole, 1047

Ketorolac thromethamine, 1050

Labetalol HCl, 1053

Letrozole, 1061

Leucovorin calcium, 1063

Levamisole HCl, 1065

Levocarnithine, 1069

Levodopa, 1071

Levonogestrel, 1072

Levorphanol tartrate, 1074

Liothyronine sodium, 1085

Liotrix, 1068

Lisinopril, 1087

Lithium carbonate, 1089

Loperamide HCl, 1093

Lorazepam, 1098

Lovastatin, 1100

Magaldarate, 1106

Magnesia, 1109

Magnesium trisilikat, 1120

Maprotiline HCl, 1128

Mazindol, 1129

Mebendazole, 1132

Mecamylamine HCl, 1134

Meclizine HCl, 1136

Medroxyprogesterone acetate, 1140

Megestrole acetate, 1143

Melphalan, 1144

Menadiol sodium diphosphate, 1146

Meperidine HCl, 1152

Mephenytoin, 1153

Mephobarbital, 1154

Meprobamate, 1158

Mercaptopurine, 1159

Mesolamine, 1165

Mesoridazine besylate, 1167

Mestranol, 1168

Metaproterenol sulfate, 1172

Methadone HCl, 1177

Methamphetamine HCl, 1178

Methazolamide, 1179

Methdilazine HCl, 1181

Methenamine, 1183

Methimazole, 1186

Methocarbamol, 1188

Methotrexate, 1191

Methyclothiazide, 1196

Methylcellulose, 1200

Methyldopa, 1201

Methylergonovine maleate, 1207

Methylpenidate HCl, 1208

Methylprednisolone, 1210

Methyltestosterone, 1215

Methysergide maleate, 1216

Metoclopramide, 1219

Metolazone, 1220

Metoprolol tartrate, 1223

Metronidazole, 1228

Metyrapone, 1229

Minicycline HCl, 1240

Minoxidil, 1241

Mitotane, 1243

Molindone HCl, 1245

Moricizine HCl, 1253

Nadolol, 1260

Nafcillin sodium, 1263

Nalidixic acid, 1266

Naltrexone HCl, 1269

Naproxen, 1274

Niacin, 1305

Niacinamide, 1306

Nifedipine, 1313

Nitrofurantoin, 1317

Nitroglycerin, 1321

Norethindrone, 1328

Norfloxacin, 1335

Norgestrel, 1337

Nystatin, 1343

Oxandrolone, 1358

Oxazepam, 1359

Oxprenolol HCl, 1361

Oxtriphylline, 1362

Oxybutynin chloride, 1366

Oxycodone HCl, 1368

Oxymetholone, 1376

Oxytetracycline, 1379

Pancreatin, 1391

Pancrealipase, 1394

Papaverine HCl, 1396

Paramethasone acetate, 1398

Penbutolol sulfate, 1403

Penicillamine, 1406

Penicillin, 1413

Pergolide, 1436

Perphenazine, 1439

Phenazopyridine HCl, 1443

Phendimetrazine tartrate, 1444

Phenelzine sulfate, 1446

Phenmetrazine HCl, 1447

Phenobarbital, 1449

Phentermine HCl, 1454

Phenylbutazone, 1458

Phenylpropanolamine HCl, 1464

Phenytoin, 1467

Phytonadione, 1476

Pimozide, 1480

Pindolol, 1482

Piperazine citrate, 1486

Praziquantel, 1524

Prednisolone, 1529

Prednisone, 1536

Primaquine phosphate, 1538

Primadone, 1539

Probenecide, 1541

Probucol, 1543

Procainamide HCl, 1545

Prochlorperazine maleate, 1553

Procyclidine HCl, 1554

Promazine HCl, 1560

Promethazine HCl, 1562

Propantheline bromide, 1565

Propoxyphene napsylate, 1574

Propranolol HCl, 1579

Propylthiouracil, 1585

Protriptyline HCl, 1588

Pyrazinamide, 1596

Pyridostigmine bromide, 1598

Pyridoxine HCl, 1600

Pyrilamine maleate, 1601

Pyrimetamine, 1602

Pyrvinium pamoate, 1604

Quazepam, 1604

Quinidine sulfate, 1609

Quinin sulfate, 1612

Ranitidine, 1618

Rauwolfia serpentina, 1621

Repaglinide, 1642

Reserpine, 1627

Riboflavine, 1637

Ritrodine HCl, 1653

Saccharin sodium, 1658

Salsalate, 1663

Scopolamine HBr, 1670

Selegiline HCl, 1674

Sennosides, 1679

Simethicone, 1682

Simvastatin, 1684

Sodium bicarbonate, 1690

Sodium chloride, 1693

Sodium fluoride, 1696

Sodium salicylate, 1705

Sucralfate, 1719

Sulfadiazine, 1729

Sulfadimethoxine, 1732

Sulfamethizole, 1736

Sulfametoxazole, 1737

Sulfapyridine, 1741

Sulfasalazine, 1743

Sulfinpyrazone, 1745

Sulfisoxazole, 1745

Sulindac, 1747

Tamoxifen citrate, 1755

Terbutaline sulfate, 1776

Testolactone, 1780

Theopylline, 1805

Thiabendazole, 1811

Thiamine HCl, 1815

Thiethylperazine maleate, 1818

Thioguanine, 1821

Thioridazine HCl, 1825

Thyroid, 1831

Timolol maleate, 1840

Tocainide HCl, 1850

Tolazamide, 1851

Tolbutamide, 1854

Tolmetin sodium, 1855

Trazodone HCl, 1859

Triamcinolone, 1863

Triazolam, 1874

Trichlormethiazide, 1876

Trifluoperazine HCl, 1882

Triflupromazine HCl, 1885

Trihexyphenidyl HCl, 1888

Trimeperazine tartrate, 1891

Trimethoprim, 1893

Trioxsalem, 1895

Triprolidine HCl, 1898

Trisulfapyrimidines, 1901

Ubidecarenone, 2854

Ursodiol, 1914

Valerian, 2856

Verapamil HCl, 1925

Warfarin sodium, 1938

Zalcitabine, 1950

Zidovudine, 1953

Daftar Tablet pada BP 2001

Acebutolol, 1827

Acenocoumarol /Nicoumalone, 1828

Acetazolamide, 1828

Aciclovir, 1832

Aciclovir , Dispersible, 1833

Alimemazine /Trimeprazine, 1837

Allopurinol, 1837

Aloxiprin, 1839

Aluminium Hydroxide, 1842

Amiloride, 1843

Aminoglutethimide, 1844

Aminophylline, 1845

Amiodarone, 1847

Amitriptyline, 1847

Ascorbic Acid, 1858

Aspirin and Caffeine, 1860

Aspirin, 1858

Aspirin , Dispersible, 1858

Aspirin , Effervescent Soluble, 1859

Aspirin , Enteric-coated, 1859

Atenolol, 1862

Atropine, 1864

Azapropazone, 1865

Azathioprine, 1866

Baclofen, 1867

Bendroflumethiazide /Bendrofluazide, 1872

Benorilate, 1874

Benzatropine, 1875

Betamethasone Sodium Phosphate, 1887

Betamethasone, 1886

Bisacodyl, 1889

Bromocriptine, 1893

Brompheniramine, 1893

Bumetanide, 1895

Bumetanide and Slow Potassium, 1896

Busulfan, 1899

Calcium and Colecalciferol, 1902

Calcium and Ergocalciferol, 1903

Calcium Carbonate , Chewable, 1904

Calcium Folinate, 1905

Calcium Gluconate, 1907

Calcium Gluconate , Effervescent, 1907

Calcium Lactate, 1908

Captopril, 1909

Carbamazepine, 1910

Carbimazole, 1911

Cascara, 1914

Cefaclor , Slow, 1916

Cefalexin, 1920

Cefuroxime Axetil, 1927

Chlorambucil, 1929

Chlordiazepoxide Hydrochloride, 1933

Chloroquine Phosphate, 1937

Chloroquine Sulphate, 1938

Chlorphenamine /Chlorpheniramine, 1941

Chlorpromazine, 1942

Chlorpropamide, 1943

Chlortalidone, 1944

Choline Theophyllinate, 1946

Cimetidine, 1949

Ciprofloxacin, 1950

Clemastine, 1954

Clomifene, 1962

Clonidine, 1964

Co-amilofruse, 1968

Co-amilozide, 1970

Co-amoxiclav, 1971

Co-beneldopa , Dispersible, 1973

Co-careldopa, 1974

Co-codamol, 1975

Co-codaprin, 1976

Co-codaprin , Dispersible, 1977

Co-dergocrine, 1980

Co-dydramol, 1982

Co-magaldrox, 1990

Co-proxamol, 1990

Co-tenidone, 1992

Co-triamterzide, 1993

Co-trimoxazole, 1996

Co-trimoxazole , Dipersible, 1996

Co-trimoxazole , Paediatric, 1997

Codeine Phosphate, 1980

Colchicine, 1985

Colecalciferol, 1985

Colistin, 1989

Cortisone, 1991

Cyanocobalamin, 1999

Cyclizine, 2000

Cyclopenthiazide, 2000

Cyclophosphamide, 2002

Cyproheptadine, 2002

Cyproterone, 2003

Dapsone, 2006

Desipramine, 2008

Dexamethasone, 2009

Dexamfetamine, 2010

Dextromoramide, 2012

Diazepam, 2015

Diazoxide, 2016

Dichlorophen, 2016

Diclofenac, 2018

Diclofenac , Slow, 2018

Dicycloverine /Dicyclomine, 2020

Diethylstilbestrol, 2021

Diflunisal, 2023

Digitoxin, 2024

Digoxin, 2025

Dihydrocodeine, 2027

Diloxanide, 2027

Dimenhydrinate, 2028

Dipipanone and Cyclizine, 2030

Dipyridamole, 2031

Disulfiram, 2034

Docusate, 2041

Domperidone, 2042

Dosulepin /Dothiepin, 2045

Doxycycline , Dispersible, 2049

Droperidol, 2051

Dydrogesterone, 2052

Ephedrine Hydrochloride, 2056

Ergocalciferol, 2057

Ergometrine, 2059

Ergotamine Sublingual, 2059

Erythromycin Ethyl Succinate, 2063

Erythromycin Stearate, 2064

Erythromycin, 2062

Estropipate, 2065

Ethambutol, 2067

Ethinylestradiol, 2067

Etodolac, 2070

Famotidine, 2072

Fenbufen, 2076

Fenoprofen, 2076

Ferrous Fumarate and Folic Acid, 2080

Ferrous Fumarate, 2080

Ferrous Gluconate, 2081

Ferrous Sulphate, 2082

Ferrous Sulphate , Prolonged-release, 2082

Flavoxate, 2082

Flecainide, 2084

Flucytosine, 2088

Fludrocortisone, 2088

Fluphenazine, 2099

Flurbiprofen, 2102

Fluvoxamine, 2104

Folic Acid, 2105

Fosfestrol, 2108

Furosemide /Frusemide, 2111

Gemfibrozil, 2115

Glibenclamide, 2119

Gliclazide, 2120

Glipizide, 2121

Gliquidone, 2121

Glyceryl Trinitrate, 2125

Griseofulvin, 2128

Guanethidine, 2129

Haloperidol, 2139

Hydralazine, 2143

Hydrochlorothiazide, 2143

Hydroflumethiazide, 2153

Hydrotalcite, 2154

Hydroxychloroquine, 2156

Hyoscine Butylbromide, 2157

Hyoscine, 2159

Ibuprofen, 2162

Imipramine, 2164

Indoramin, 2165

Inositol Nicotinate, 2166

Iopanoic Acid, 2176

Isoniazid, 2183

Isosorbide Dinitrate, 2185

Isosorbide Mononitrate, 2186

Isradipine, 2189

Labetalol, 2194

Levodopa, 2198

Levonorgestrel and Ethinylestradiol, 2198

Levothyroxine /Thyroxine, 2199

Liothyronine, 2204

Lisinopril, 2206

Lithium Carbonate, 2207

Lithium Carbonate , Slow, 2207

Lofepramine, 2208

Loprazolam, 2210

Lorazepam, 2212

Lormetazepam, 2212

Magnesium Trisilicate , Compound, 2219

Mebeverine, 2222

Megestrol, 2223

Melphalan, 2226

Menadiol Phosphate, 2228

Meptazinol, 2230

Mepyramine, 2230

Mercaptopurine, 2231

Metformin, 2231

Methadone, 2234

Methotrexate, 2235

Methylcellulose, 2236

Methyldopa, 2237

Methylphenobarbital, 2238

Methylprednisolone, 2239

Methysergide, 2240

Metoclopramide, 2242

Metoprolol Tartrate, 2244

Metronidazole, 2247

Mianserin, 2249

Minocycline, 2251

Mitobronitol, 2253

Morphine, 2256

Morphine Sulphate , Prolonged-release, 2257

Moxisylyte /Thymoxamine, 2258

Nabumetone, 2259

Nalidixic Acid, 2260

Naproxen, 2264

Neomycin, 2266

Neostigmine, 2268

Niclosamide, 2268

Nicotinamide, 2269

Nicotinic Acid, 2269

Nicotinyl Alcohol, 2270

Nimodipine, 2272

Nitrazepam, 2274

Nitrofurantoin, 2275

Norethisterone, 2276

Norfloxacin, 2277

Nortriptyline, 2279

Nystatin, 2280

Orciprenaline, 2285

Orphenadrine Hydrochloride, 2287

Oxazepam, 2287

Oxprenolol, 2287

Oxybutynin, 2288

Oxymetholone, 2289

Oxytetracycline, 2291

Pancreatin, 2293

Paracetamol, 2296

Paracetamol , Dispersible, 2296

Paracetamol , Soluble, 2297

Penicillamine, 2299

Pentazocine, 2303

Pentobarbital, 2303

Perphenazine, 2307

Pethidine, 2309

Phenelzine, 2309

Phenindione, 2310

Phenobarbital Sodium, 2311

Phenobarbital, 2311

Phenoxymethylpenicillin, 2313

Phenytoin, 2317

Phytomenadione, 2319

Pimozide, 2320

Pindolol, 2321

Piperazine Phosphate, 2323

Pizotifen, 2325

Poldine, 2326

Polythiazide, 2327

Potassium Chloride , Effervescent, 2330

Potassium Chloride , Slow, 2330

Potassium Iodate, 2332

Prazosin, 2333

Prednisolone, 2335

Prednisolone , Enteric-coated, 2336

Primidone, 2338

Probenecid, 2339

Procainamide, 2340

Prochlorperazine Buccal, 2345

Prochlorperazine, 2344

Procyclidine, 2346

Proguanil, 2346

Promazine, 2349

Promethazine Hydrochloride, 2350

Promethazine Teoclate, 2351

Propantheline, 2352

Propranolol, 2353

Propylthiouracil, 2354

Protriptyline, 2355

Pseudoephedrine, 2356

Pyrazinamide, 2356

Pyridostigmine, 2357

Pyridoxine, 2357

Pyrimethamine, 2358

Quinidine Sulphate, 2359

Quinine Bisulphate, 2360

Quinine Sulphate, 2361

Ranitidine, 2364

Ritodrine, 2367

Salbutamol, 2372

Selegiline, 2374

Senna, 2377

Sodium Bicarbonate , Compound, 2381

Sodium Chloride, 2384

Sodium Citrate, 2385

Sodium Fluoride, 2389

Sodium Valproate, 2396

Sodium Valproate , Enteric-coated, 2396

Sotalol, 2400

Spironolactone, 2402

Stanozolol, 2404

Sulindac, 2409

Sulfasalazine, 2407

Sulfinpyrazone, 2408

Sulpiride, 2410

Tamoxifen, 2412

Temazepam, 2415

Tenoxicam, 2416

Terbutaline, 2417

Terfenadine, 2419

Tetracycline, 2424

Thiamine, 2425

Thioridazine, 2427

Tiabendazole, 2428

Timolol, 2429

Tioguanine, 2431

Tocopheryl Succinate , Alpha, 2433

Tolazamide, 2433

Tolbutamide, 2434

Tranexamic Acid, 2435

Tranylcypromine, 2436

Triamcinolone, 2440

Trifluoperazine, 2441

Trihexyphenidyl /Benzhexol, 2442

Trimethoprim, 2443

Trimipramine, 2443

Triprolidine, 2444

Ursodeoxycholic Acid, 2447

Verapamil, 2450

Verapamil , Prolonged-release, 2450

Vigabatrin, 2451

Warfarin, 2456

Zuclopenthixol, 2462

Daftar Tablet pada Codex

Acetazolamide 708

Acetylcysteine 710

Acyclovir 711

Allopurinol 716

Aminophlline 721

Amitriptyline 725

Ammonium Chloride 727

Amoxycillin 728

Amphotericin 731

Ampicillin 733

Apomorphine 739

Aspirin 741

Atenolol 747

Atropine 748

Azathioprine 751

Baclofen 753

Benzylpenicillin 760

Betamethasone 765

Caffeine 771

Captopril 772

Carbamazepine 774

Cefuroxime 779

Cephalexin 780

Chlorambucil 785

Chlorampenicol 786

Chlordiazepoxide 790

Chlormethiazole 792

Chloroquine 794

Chlorpheniramine 797

Chlorpromazine 799

Chlorthalidone 802

Cimetidine 803

Codeine 813

Cortisone 817

Cyclophosphamide 819

Dapsone 823

Dexamethasone 824

Diazepam 830

Diclofenac 835

Diethylcarbamazine 839

Diethylpropion 839

Digoxin 840

Doxycycline 850

Ergometrine 852

Ergotamine 854

Erythromycin 855

Ethacrynic acid 861

Ethinyloestradiol 863

Fenoprofen 864

Ferrous salts 866

Fludrocortisone 870

Fluphenazine 871

Folic acid 873

Furosemide 875

Glibenclamide 882

Glyceryl trinitrate 884

Griseofulvin 888

Haloperidol 892

Hydralazine 897

Hydrochorothiazide 899

Hydrocortisone 901

Ibuprofen 908

Imipramine 911

Isoniazid 928

Isosorbide 931

Ketoprofen 933

Levodopa 96

Lithium salts 940

Lorazepam 942

Meprobamate 945

Mesalazine 946

Methadone 947

Methotrexate 949

Methyldopa 952

Methylprednisolone 953

Metoclopramide 956

Metronidazole 959

Miconazole 964

Morphine 966

Naproxen 971

Nifedipine 975

Nitrazepam 979

Nitrofurantoin 980

Norethisterone 983

Nystatin 984

Orphenadrine 986

Paracetamol 987

Pethidine 993

Phenobarbitone 994

Phenoxymethylpenicillin 998

Phenytoin 1001

Piperazin 1008

Piroxicam 1010

Prednisolone 1013

Primidone 1018

Prochorperazine 1020

Promethazine 1022

Propanolol 1025

Quinidine 1029

Quinine 1032

Ranitidine 1034

Riboflavine 1037

Salbutamol 1041

Sodium valproate 1046

Spironolactone 1046

Sulphadimidine 1049

Sulphamethoxazole 1051

Tamoxifen 1055

Tetracycline 1062

Theophylline 1067

Thyroxine 1073

Timolol 1074

Tolbutamide 1076

Triamcinolone 1078

Trimethoprim 1082

Verapamil 1083

Daftar Tablet pada FI IV

Aloksiprin 76

Alopurinol 74

Alprazolam 80

Alprenolol hidroklorida 82

Amfetamin sulfat 100

Amilorida hidroklorida 89

Aminofilin 91

Ampisilin 105

Antalgin 538

Asam aminokaproat 36

Asam asetilsalisilat 32

Asam asetilsalisilat didapar 33

Asam askorbat 39

Asam folat 42

Asam nalidiksat 45

Asetaminofen 650

Asetazolamida 25

Asetosal 32

Atenolol 115

Atropine sulfat 116

Azatioprin 121

Besi (II) fumarat 379

Betametason 136

Bisakodil 146

Bromokriptin mesilat 151

Dusulfan 156

Dapson 278

Deksametason 288

Diazepam 304

Dietilkarbamazin sitrat 302

Difenhidramin teoklat 325

Digitalis 315

Digitoksin 316

Digoksin 319

Diltiazem hidroklorida 323

Dimenhidrinat 325

Dipiridamol 332

Efedrin hidroklorida 350

Efervesen asam asetilsalisilat 35

Ekstrak beladon 127

Ergometrin maleat 354

Ergonovin maleat 354

Eritromisin 358

Eritromisin etilsuksinat 359

Eritromisin stearat 359

Etambutol hidroklorida 62

Fenfluramin hidroklorida 374

Fenobarbital 660

Fenoksimetilpenisilin 665

Fitonadion 674

Furosemida 402

Glibenklamida 411

Griseofulvin 420

Guaifenesin 422

Haloperidol 425

Hidroklortiazida 434

Hiosin hrobromida 445

Ibuprofen 445

Isoniazid 473

Kalsium laktat 165

Karbamazepin 170

Karisoprodol 176

Ketokonazol 486

Klemastin fumarat 231

Klomifen sitrat 240

Klonidin hidroklorida 244

Klordiazepoksida 199

Klordiazepoksida hidroklorida 201

Klorfeniramin maleat 211

Klorokuin fosfat 208

Klorpromazin hidroklorida 215

Klorpropamida 215

Klortalidon 216

Klorzoksazon 218

Kotrimoksazol 770

Kuinidin sulfat 727

Kuinin sulfat 732

Lepas tunda asam asetilsalisilat 34

Levamisol hidroklorida 491

Levotiroksin natrium 495

Lorazepam 505

Luminal 660

Mebendazol 522

Merkaptopurin 533

Metadon hidroklorida 536

Metampiron 538

Metenamin mendelat 540

Metformin hidroklorida 535

Metildopa 547

Metilergometrin maleat 548

Metilergonovin maleat 548

Metoklopramida hidroklorida 556

Metoprolol tartrat 542

Metronidazol 561

Nadolol 573

Naproksen natrium 579

Natrium aminosalisilat 582

Natrium bikarbonat 604

Neostigmin bromide 607

Nistatin 626

Nitrazepam 615

Nitrogliserin 619

Norethisteron 622

Noretindron 622

Papaverin hidroklorida 647

Parasetamol 650

Penisilin V 665

Piperazin fosfat 682

Piperazin sitrat 681

Pirazinamida 722

Piridoksin hidroklorida 724

Prazikuantel 690

Prazosin hidroklorida 692

Prednisone 697

Primakuin fosfat 698

Probenesid 700

Propanolol hidroklorida 710

Propel flourasil 714

Ranitidine hidroklorida 734

Reserpin 739

Sefaleksin 182

Sefradin 182

Siklofosfamida 267

Simetidin 224

Siproheptadin hidroklorida 272

Skopolamin hidrobromida 445

Sublingual isosorbid dinitrat 475

Sulfametoksazol dan trimetoprim 770

Tamoksifen sitrat 773

Tiamina hidroklorida 785

Tolbutamida 799

Triheksifenidil hidroklorida 805

Vaginal nistatin 626

Vaginal klotrimazol 248

Verapamil hidroklorida 825

Vitamin B1 785

Vitamin K1 674

Daftar Tablet pada Fornas

Acipheco 7

Alopurinol 17

Alprenolol 18

Alukol 19

Aluminium hidroksida 19

Aminofilina 20

Amitriptilina 22

Amobarbital 23

Amobarbital natrium 24

Amodiakina 25

Antalgin 108

Antazolina 28

Antinfluenza Dep Kes 6

APC 7

Asam asetilsalisilat 5

Asam asetilsalisilat kamfer opium 6

Asam asetilsalisilat kofeina fenasetina 7

Asam askorbat 8

Asam folat 11

Asam nikotinat 12

Asetaminofen 3

Asetaminofen asetilsalisilat kofeina 4

Asetazolamida 4

Asetosal 5

Atropine difenoksilat 33

Barbital 39

Beladon 39

Bendrofluazida 40

Benzheksolium 41

Benzotropina 42

Besi (II) fumarat 129

Besi (II) glukonat 130

Besi (II) sulfat 131

Betametason 47

Betametason fosfat 48

Biperidena 50

Bisakodil 51

Busulfan 53

Butobarbital 54

Dapson 93

Deksametason 93

Deksamfetamina 96

Deksklorofeniramina 97

Dekstrometorfan 100

Dekstromoramida 101

Diazepam 103

Didrogesteron 116

Dienesterol 106

Dietilkarbamazina 101

Dietilstilbestrol 102

Difenhidramina teoklat 114

Digilanida C 173

Digitalis 107

Digitoksin 107

Digoksin 108

Diiodoksikinolina 109

Dikorfenamida 105

Diloksanida 109

Dimenhidrinat 114

Dimetusteron 111

Dioktil sulfosuksinat 111

Doksikorton 114

Dover 219

Efedrina 118

Efervesen asetosal 6

Ergometrina 123

Ergonovina 123

Ergotamina 124

Eritromisina 125

Etambutol 12

Etundron 16

Etunilestradiol 15

Etusteron 16

Fenetisilina 236

Fenfluramina 128

Fenilbutazon 240

Fenindamina 237

Fenitoina 242

Fenobarbital 237

Fenoksimetilpenisilina 240

Fenolftalein 238

Fitomenadion 244

Fludrokortison 131

Flufenazina 131

Fluprednisolon 133

Ftalilsulfatiazol 243

Furosemida 133

Gliserol trinitrat 141

Glutetimida 140

Griseofulfina 140

Guanetidina 143

Haloperidol 143

HCT 150

Heksamina 146

Heksamina mandelat 146

Hidralazina 149

Hidroflumetiazida 156

Hidroklortiazida 150

Hidrokodon 150

Hidrokortison 150

Hidroksizina 158

Hiosina 159

Hiosina metilbromida 161

Imipramina 163

INH 167

Iodokloroksikinolina 77

Isokarboksazida 167

Isoksuprina 169

Isoniazid 167

Isoprenalina 168

Isopropamida 169

Isoproterenol 168

Kalek 57

Kalsiferol 57

Kalsium benzamidosalisilat 55

Kalsium glukonat 55

Kalsium laktat 57

Kalsium pantotenat 57

Karbamazepina 59

Karbarson 59

Karbimazol 60

Karbinoksamina 61

Karbromal 62

Kina 266

Kinidina 264

Kinina bisulfat 264

Kinina hidroklorida 265

Kinina sulfat 266

Kiniofon 266

Kliokinolina 77

Klomifen 80

Klorambusil 64

Klordiazepoksida 68

Klorfeniramina 69

Klorguanida 69

Klorkina 73

Klorpromazina 70

Klorpropamida 72

Klortalidon 74

Klortiazida 75

Kodeina 82

Kolina teofilinat 75

Kolistina 84

Kortison 87

Lanatosida-C 173

Lapis 312

Levodopum 175

Levotiroksina 176

Liotironina 179

Mebhidrolina 181

Meditren 166

Melfalan 182

Menadion 182

Mepakrina 184

Mepenzolium 184

Mepiramina 186

Meprobamat 185

Merkantopurina 186

Metampiron 188

Metandienon 189

Metandrostelonon 189

Metantelina 189

Metenamina 146

Metenamina mendelat 146

Metilklotiazida 192

Metildopum 192

Metildopum hidroklortiazida 193

Metilergometrina 193

Metilergonovina 193

Metilpredmisolon 195

Metiltestosteron 196

Metiltiourasil 197

Metimazol 190

Metionina 191

Metisergida 197

Metronidazol 197

Multivitamin 199

Natrium bikarbonat 207

Natrium subkarbonat 207

Neomisina 208

Neostigmina 210

Niklosamida 210

Nikotinamida 211

Nistatina 214

Nitrazepam 212

Nitrofurantoina 212

Nitrogliserin 141

Noretandrolon 213

Noreundron 213

Noretundron asetat 213

Noretusteron 213

Noretusteron asetat 213

Novobiosina 214

Oksifensiklimina 222

Oksitosina 225

Opial 226

Opium majemuk 219

Orsiprenalina 219

Papaveretum 226

Papaverina 226

Paraminosalisilat 228

Parasetamol 3

PASNA 228

Penisilina-V 240

Pentaeritritol 230

Pentobarbital 231

Perfenazina 232

Petidina 234

Piperazina adipat 247

Piperazina sitrat 247

Piridoksina 262

Piridostigmina 262

Pirimetamina 263

Pirvinum 263

Polimiksina 249

Politiazida 250

Prednisolon 251

Prednison 254

Primakina 254

Primidon 254

Proguanil 69

Prokainamida 255

Proklorperazina 256

Promazina 258

Prometazina hidroklorida 259

Prometazina teoklat 260

Propanolol 267

Propantelina 260

Propiltiourasil 261

Propisilina 261

Ragi 271

Reseprina 266

Riboflavina 269

Sakarina 270

Sakaromises 271

Salisilamida 271

Salut kering 312

Sefaleksina 62

Sianokobalamina piridoksina tiamina 89

Siklofosfamida 90

Sikloserina 91

Sinkofen 76

Siproheptadina 91

Sisip 312

Skopolamina 159

Skopolamina metilbromida 161

Spironolakton 274

Stilbestrol 102

Sublingual 312

Sulfadiazina 277

Sulfadimetoksida 277

Sulfadimidina 278

Sulfafurazol 281

Sulfaguanidina 279

Sulfametazina 278

Sulfamerazina 279

Sulfametizol 280

Sulfametoksazol 280

Sulfametoksipiridazina 280

Sulfasomidina 281

Sulfisoksazol 281

Sulfisomidina 281

Tiamina 288

Tietilperazina 288

Tioridazina 289

Tiroksina 176

Tolazolina 291

Tolbutamida 291

Triamsinolon 292

Trifluoperazina 295

Triheksifenidil 41

Trimoksazol I 296

Trimoksazol II 296

Tripelenamina 296

Trisulfa 297

Trisulfapirimidina 297

Vioform 77

Vitamin-B kompleks 302

Vitamin-B1 288

Vitamin-B2 269

Vitamin-B6 262

Vitamin-C 8

Vitamin-D 57

Vitamin-K 182

Warfarin 303


BAB V
TABLET KHUSUS

A. TABLET EFFERVESCENT

I. Pendahuluan

I. 1. Tablet Effervecent

Tablet Effervecent adalah tablet yang mengeluarkan buih ketika dimasukkan ke dalam air. Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi antara asam organik dengan garam turunan karbonat. Gas korbondioksida ini membantu mempercepat hancurnya tablet dan meningkatkan kelarutan zat aktif. Selain itu gas korbondiokasida ini juga memberi rasa segar seperti halnya pada minuman kaleng berkarbonasi. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Dengan rasa asam sedikit berlebih, sehingga berasa sedikit asam ini merupakan faktor tambahan yang membuat sediaan efervesen dapat diterima di masyarakat.

Kandungan tablet effervecent merupakan campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam lingkungan berair akan bereaksi menghasilkan karbondioksida yang berasal dari penguraian basa bikarbonat akibat penetralan oleh asam. Reaksinya cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu 1 menit atau kurang. Tablet effervescent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab, sedangkan pada etiket tertera tidak langsung ditelan.

I. 2. Keuntungan dan Kerugian Effervecent

Keuntungan yang dimiliki tablet effervescent, antara lain;

1. Memungkinkan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis yang tepat

2. Rasa menyenangkan karena karbonisasi membantu menutup rasa zat aktif yang tidak enak

3. Tablet biasanya cukup besar dan dapat dikemas secara individual sehingga bisa menghindari masalah ketidakstabilan zat aktif dalam penyimpanan.

4. Mudah menggunakannya karena tablet dilarutkan terlebih dulu dalam air baru diminum

5. Bentuk sediaan dengan dosis terukur tepat.

Kerugian yang terdapat pada tablet effervescent, antara lain;

1. Kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia

2. Kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktifitas effervescen

I. 3. Pembuatan Efervescent

Tablet effervecent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan saluran udara pemanas.

Tablet effervecent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil karbondioksida. Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air. Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet, sehingga juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.

Proses pembuatan tablet efervesen membutuhkan kondisi khusus, kelembabab harus relatif rendah dan suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena pengaruh kelembaban dari udara.

a. Granulasi Basah

Umumnya sama dengan tablet konvensional

Prosesnya:

1. Cara Pemanasan.

Biasanya komponen asam yang dipanaskan. Karena proses ini sangat tidak konstan dan sulit dikendalikan jarang digunakan.

2. Granulasi dengan Cairan Reaktif.

Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit air (0,1-0,5%) yang disemprotkan pada campuran sehingga terjadi reaksi menghasilkan granul. Granul yang masih lembab ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air sehingga tablet menjadi stabil.

3. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif.

Cairan yang digunakan adalah etanol atau isopropanol. Cairan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam campuran pada mesin pencampur. Dalam hal ini perlu ditambahkan pengikat kering seperti PVP. Setelah itu masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu dikeringkan. Kemudian dihaluskan lagi baru dicetak.

b. Granulasi Kering

Dilakukan dengan dua cara:

1. Cara Slugging

Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar menggunakan mesin tablet kemudian tablet dimasukkan ke dalam mesin granulasi untuk dihaluskan menjadi ukuran yang dikehendaki

2. Cara Kompaktor

Menggunakan mesin khusus rol kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.

I. 4. Bahan Tambahan Tablet Effervecent

Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervecent seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat yang kering.

Karakteristik komponen tablet Efervesen:

1. Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet efervesen sama dengan yang digunakan untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk memdapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti:

a. Ukuran partikel

b. Bentuk partikel

c. Granulometri

d. Keseragaman distribusi

e. Aliran bebas granul

f. Granul harus dapat dikompresi

2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet efervesen yang lebih penting dari tablet konvensional yaitu kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.

Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air.

Contoh:

CH2COOH CH2COONa

CH2COOH + 3NaHCO3 CHCOONa + 3 CO2 + 3 H2O

CH2COOH CH2COONa

Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering tidak dapat dikempa.

3. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet efervesen. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervesen tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat. Kecepatan kelaurtan lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.

I. 4. 1. Sumber Karbondioksida

Sumber karbondioksida dari tablet efervesen didapat dari garam-garam karbonat. Karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet efervesen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi efervesen. Oksigen dapat pula menjadi sumber efervesen dengan sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.

I. 4. 2. Sumber Asam

Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervesen dapat digolongkan menjadi;

1. Asam Makanan, antara lain :
1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higrokopis.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besr dari asam sitrat.
2. Asam anhidrat

Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisi yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat.

1. Garam Asam

Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.
I. 4. 3. Bahan Tambahan Lainnya

Bahan tambahan lainnya pada tablet efervesen antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervesen sudah banyak mengandung karbonat dan asam.

a. Pengikat dan zat penggranul

Untuk pembuatan tablet efervesen dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervesen. Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.

b. Pengisi

Biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena zat yang menghasilkan efervesen sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat.

c. Lubrikan

Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air dapat digunakan sebagai lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 merupakan lubrikan larut air yang efektif.

II. CONTOH FORMULA (VITAMIN C)

II. 1. Formulasi

Satu tablet effervescent dibuat dengan bobot 1,5 gram.

Formula untuk 1 buah tablet effervescent :

Vitamin C 500 mg

Pyridoxine 20 mg

PVP 3% 45 mg

Sukrosa 15% 225 mg

Asam sitrat monohidrat 208 mg

Asam tartrat 222,9 mg

Natrium bikarbonat 249,5 mg

PEG 8000 30 mg
II. 2. Perhitungan

Bobot tablet effervescent 1500 mg

Fasa dalam bobot 98% = 98/100 ´1500 mg = 1470 mg

Fasa luar (terdiri dari pelincir) bobot 2% = 2/100 ´ 1500 mg = 30 mg

Fasa dalam terdiri dari zat aktif, asam, basa, pengikat, dan pengisi.

Bobot asam dan basa = fasa dalam – (zat aktif + pengikat + pengisi)

= 1470 mg – ( 520 + 45 + 225 ) mg

= 680 mg

Asam sitrat monohidrat: BM = 210,13

Bilangan ekivalen = 3

Bobot ekivalen = 210,13/3 = 70,04

Asam tartrat: BM = 150,09

Bilangan ekivalen = 2

Bobot ekivalen = 150,09/2 = 75,05

Natrium bikarbonat: BM = 84,01

Bilangan ekivalen = 1

Bobot ekivalen = 84,01/1 = 84,01

70,04 mol ekivalen + 75,05 mol ekivalen + 84,01 mol ekivalen = 680 mg

229,1 mol ekivalen = 680 mg

mol ekivalen = 2,97

Asam sitrat monohidrat = 70,04 ´ 2,97 = 208 mg

Asam tartrat = 75,05 ´ 2,97 = 222,9 mg

Natrium bikarbonat = 84,01 ´ 2,97 = 249,5 mg
Pertimbangan pemilihan bahan-bahan dalam formula dan metode pembuatan

* Bobot tablet yang dipilih 1500 mg karena bobot tersebut cukup untuk bobot tablet effervescent
* Dosis asam askorbat yang dipilih 500 mg/hari karena dosis tersebut dapat digunakan untuk pengobatan sariawan akibat defisiensi vitamin C.
* Jumlah pyridoxine yang dikonsumsi per hari sebanyak 2,2 mg harus terpenuhi untuk laki-laki dan 2 mg untuk perempuan. Pyridoxine yang digunakan untuk pengobatan anemia sideroblastik dan untuk merawat kelainan metabolisme akibat defisiensi pyridoxine memiliki dosis sebesar 100-400 mg per hari. Dosis pyridoxine yang dipilih dalam formula ini sebesar 20 mg/hari karena masih termasuk rentang dosis yang dapat digunakan untuk profilaksis dan defisiensi pyridoxine, juga untuk memenuhi bobot tablet effervescent sebesar 1,5 gr.
* Pengikat yang digunakan dipilih PVP karena PVP merupakan pengikat yang larut air dan konsentrasi yang dipilih 3% karena PVP yang digunakan sebagai pengikat dalam formulasi dan teknologi Farmasi sebesar 0,5-5%
* Pengisi yang digunakan adalah sukrosa karena pengisi yang digunakan dalam tablet effervescent adalah gula. Konsentrasi yang dipilih 15% karena sukrosa yang digunakan sebagai pengisi pada formulasi dan teknologi Farmasi 2-20%.
* Asam yang digunakan adalah kombinasi antara asam sitrat monohidrat dan asam tartrat karena dengan kombinasi akan diperoleh tablet effervescent yang bik. Bila digunakan asam sitrat monohidrat tunggal maka granul yang dihasilkan lengket dan lunak sehingga tidak dapat dikempa, sedangkan bila digunakan asam tartrat tunggal maka akan dihasilkan tablet effervescent yang keras dan retak-retak.
* Basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena basa tersebut biasa digunakan dalam kombinasi dengan asam tartrat.
* Lubrikan yang digunakan harus larut air sehingga dipilih PEG 8000
* Metode pembuatan yang dipilih adalah granulasi kering karena zat aktif merupakan vitamin yang tidak tahan panas sehingga dengan granulasi kering maka tidak diperlukan proses pengeringan yang memerlukan panas.

Penimbangan dilakukan untuk membuat 500 buah tablet effervescent

Asam askorbat 500 mg ´ 500 = 250 g

Pyridoxine 20 mg ´ 500 = 10 gr

PVP 3% 45 mg ´ 500 = 22,5 gr

Sukrosa 15% 225 mg ´ 500 = 112,5 gr

Asam sitrat monohidrat 208 mg ´ 500 = 104 gr

Asam tartrat 222,9 mg ´ 500 = 111,45 gr

Natrium bikarbonat 249,5 mg ´ 500 = 124,75 gr

PEG 8000 30 mg ´ 500 = 15 gr

II.3 Prosedur Pembuatan

Metode Granulasi Kering

1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dlam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.
5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yag diperoleh harus sebesar 10 gr/detik. Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan slugging kembali hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada granul ditambahkan lubrikan. Granul siap dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.

II.4. Evaluasi Granul

II.4.1 Tujuan

Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa.

II.4.2 Prosedur

i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)

a. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).

b. Atur panas yang digunakan (70 0C) lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam dipanaskan hingga bobot tetap sebelum digunakan.

ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)

a. Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji aliran.

b. Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong.

c. Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 gr/det

iii) Kadar Pemampatan

a. Masukkan 100 gr granul dalam gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula dicatat sebagai ketukann 0 (Vo).

b. Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.

c. Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.

d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:

Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %

Kp = kadar pemampatan

Vo = volume granul sebelum pemampatan

Vt = volume granul pada t ketukan

Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp < 20%.

iv) Bobot jenis

a. Bobot jenis nyata

· Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.

· Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.

· Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :

P = W/V

P = bobot jenis nyata

W = bobot granul

V = volume granul tanpa pemampatan

b. Bobot jenis mampat

· Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur pada alat dengan menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo).

· Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10 dan V500).

· Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.

· Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :

Pn = W/Vn

Pn = bobot jenis mampat

W = bobot granul

Vn = volume granul pada n ketukan

v) Indeks kompresibilitas

Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %

vi) Perbandingan Haussner

Hitung dengan persamaan berikut ini :

§ Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ sebelum pemampatan.

§ Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.

II.5 Evaluasi Tablet

II.5.1 Tujuan

Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi (Non Farmakope) atau tidak.

II.5.2 Prosedur

i) Pemeriksaan penampilan

Meliputi pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.

ii) Keseragaman ukuran

20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

iii) Keseragaman bobot

Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B. ( FI ed III hlm. 7).

iv) Kekerasan tablet

20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 Kg/cm2.

v) Friabilitas

a. Bersihkan 20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.

b. Setelah 4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang (W1).

c.Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%

vi) Friksibilitas

20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu, kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1).

Friksibilitas = (Wo – W1)/W1 X 100 %.

vii) Uji Disolusi

Masukkan sejumlah volume media disolusi sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan media hingga mencapai suhu 370 + 0,50C

Masukkan 1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tercantum pada monografi.

Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara media disolusi dan bagian atas keranjang atau dayung, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan kadar sesuai monografi.

III. DAFTAR PUSTAKA

1. Pharmaceutical Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504

2. Martindale, “The Extra Pharmacopeia” 29TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209

3. The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12nd ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press.


B. TABLET KUNYAH

I. Pendahuluan

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah. Memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi, mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa (FI IV 1995).

Karakteristik :

1. memiliki bentuk yang halus setelah hancur;
2. mempunyai rasa enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

Keuntungan :

1. ketersediaan hayati lebih baik dan dapat meningkatkan disolusinya;
2. kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan perlunya air untuk menelan;
3. sebagai pengganti bentuk sediaan cair yang memerlukan kerja obat yang cepat;
4. meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak dengan rasa yang enak.

Kekurangan :

Zat aktif yang rasanya tidak baik dan dosis yang tinggi sangat sulit dibuat tablet kunyah.

II. Faktor Formulasi

Beberapa faktor yang terlibat dalam formulasi tablet kunyah diantaranya adalah jumlah zat aktif, aliran, lubrikan, disintegrasi, kompresibilitas, kompatibilitas-stabilitas, dan pertimbangan organoleptik. Empat faktor pertama di atas merupakan faktor yang umum untuk tablet biasa dan juga tablet kunyah, meskipun demikian sifat organoleptik zat aktif merupakan faktor yang paling utama. Formulator dapat menggunakan satu pendekatan atau lebih untuk sampai pada penentuan formula dan proses yang menghasilkan produk dengan sifat organoleptik yang baik. Produk harus mempunyai sifat aliran, kompresibilitas dan stabilitas yang dapat diterima.

Pada umumnya, jika jumlah zat aktif dalam tablet sedikit dan rasanya sedikit buruk maka formulasinya mudah. Sebaliknya jika jumlah zat aktif besar dan rasanya buruk sangat sulit diformulasikan menjadi tablet kunyah.

Faktor aliran, lubrikan, desintegran, kompresibilitas, kompatibilitas dan sama halnya untuk tablet biasa. Sedangkan pertimbangan organoleptik adalah sebagai berikut :

1. Rasa dan Penyedap

Secara fisiologis, rasa dalah respon panca indera sebagai hasil angsangan kimiawi pada ujung rasa di lidah. Rasa asin/asam diperoleh dari zat yang mampu terionisasi dalam larutan. Banyak zat aktif organik merangsang respon pahit. Walaupun tidak mampu terionisasi dalam air, kebanyakan disakarida, sakarida, aldehid dan sedikit alkohol memberikan rasa manis. Istilah penyedap (flavor) berkaitan dengan sensasi gabungan rasa dan bau.

2. Aroma

Misal tablet kunyah diberi aroma jeruk diformulasi baik rasa manis dan sedikit asam.

3. Raba mulut

Raba mulut adalah sentuhan yang dihasilkan tablet dalam mulut ketika dikunyah. Raba mulut sangat penting dalam tablet kunyah. Umumnya tekstur pasir atau bergetah tidak dikehendaki dalam tablet. Sedangkan sensasi dingin dan sejuk dengan tekstur licin seperti manitol, disukai.

4. Pasca efek

Pasca efek yang umum dari banyak senyawa adalah pasca rasa (after taste) yaitu rasa yang timbul dalam mulut setelah tablet hilang. Misalnya beberapa garam besi meninggalkan rasa karat, sakarin memberikan rasa pahit dalam mulut.

Pasca efek umum yang lain adalah sensasi mati rasa sebagian dari permukaan lidah, misalnya antihistamin seperti piribenzamin-HCl menimbulkan rasa pahit kemudian mati rasa.

5. Pengkajian masalah formulasi

Bila memungkinkan, langkah pertama dalam formulasi tablet kunyah adalah memperoleh profil lengkap dari zat aktif. Profil ini biasanya menuntun keberhasilan paling efisien dari produk stabil dan bermutu sebab zat aktif biasanya menetapkan pemilihan senyawa pengisi, pembawa, pemanis, penyedap, dan lain-lain.

Profil zat aktif secara ideal harus mengandung informasi berikut :

a. Sifat fisik : - warna, bau, rasa, pasca rasa, raba mulut, kristal, serbuk, amorf/cairan, cairan berminyak;

- suhu mencair, melebur, sifat polimorfisa, lembab, kelarutan dalam air, stabilitas zat aktif, kompresibilitas.

b. Sifat kimiawi : - strukutur kimia dan golongan kimia;

- reaksi utama dari golongan kimia tersebut;

- tidak tersatukannya zat aktif.

c. Dosis zat aktif dan batas pada ukuran dosis akhir.

d. Informasi lain yang terkait.

III. Teknik Formulasi

Masalah formulasi mencakup rasa yang dikehendaki atau rasa yang buruk. Produk yang diinginkan harus dihindari dari rasa yang tidak enak dengan menambahkan flavor, pemanis, serta untuk mendapatkan raba mulut yang enak dan kompresibilitas yang dapat diterima. Beberapa teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah formulasi adalah sebagai berikut :

1. Menyalut dengan granulasi basah

Walaupun proses granulasi basah terutama diperlukan untuk mudah mengalir dan dikempa pada zat halus di bawah kondisi tertentu, metode granulasi basah dapat berguna dalam penyalutan partikel zat aktif guna mengurangi rasanya.

Contoh formulasi tablet kunyah vitamin C :

Zat


mg/tablet

Asam askorbat (berlebih 10%)


275

Ethocel 7 cp, 10% dalam isopropanol


q.s.

NuTab


275

Sta-Rx-1500


50

Na-sakarin


1

Lake (FD&C)


q.s.

Penyedap


q.s.

Mg-stearat


5

Pembuatan :

- Asam askorbat + Ethocel, keringkan semalam pada suhu 50 °C di oven, diayak dengan ayakan 16 mesh;

- Tambahkan NuTab + Sta-Rx-1500, kocok 15 menit;

- Tambahkan campuran Na-sakarin, lake, penyedap, dan Mg-stearat yang sebelumnya telah diayak;

- Campur kemudian dicetak.

Formula di atas menggunakan ethocel yang merupakan polimer yang tidak larut dalam air, di mana vitamin C disalut dengan cara granulasi basah. Tujuannya untuk meningkatkan stabilitas dan mencegah terlalu asam.

Pada umumnya cara ini merupakan pendekatan yang paling sederhana untuk menutupi rasa. Granulasi basah tertentu dapat dilakukan tanpa penambahan eksipien seperti laktosa, manitol, sorbitol, sukrosa, dan lain-lain. Walaupun pendekatan ini serupa dengan granulasi basah biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Zat penggranulasi harus membentuk selaput pada permukaan zat aktif;

2. Tidak mempunyai rasa dan bau yang tidak enak;

3. Tidak larut dalam saliva;

4. Tidak mempengaruhi disolusi zat aktif setelah ditelan.

Idealnya pengisi rasa manis seperti gula perlu dimasukkan dalam granulasi, disintegran baik dimasukkan dalam granulasi basah untuk menjamin disolusi yang baik setelah granul itu dikunyah. Prosedur tersebut merupakan prosedur konvensional. Saat ini banyak digunakan metode suspensi udara. Dalam teknik tersebut, partikel zat aktif yang akan disalut disuspensikan dalam aliran udara panas yang terkendali kecepatan tinggi langsung melalui lempeng perforasi dalam tabung salut. Partikel zat aktif melakukan aliran putaran lewat penembak atomisasi zat penyalut dalam larutan/suspensi. Setelah partikel basah, partikel tersebut disingkirkan dari daerah semprotan dan dikeringkan dalam aliran udara panas dan disalut ulang. Putaran tersebut dilanjutkan sampai ketebalan salut yang diinginkan tercapai. Pengaliran partikel zat aktif meningkatkan pemaparan luas permukaan guna penyalutan dan pengeringan yang lebih efisien. Walaupun perbaikan rasa dengan penyalutan menarik karena sederhana, tetapi metode ini hanya cukup untuk zat aktif yang rasanya tidak enak.

2. Mikroenkapsulasi

Mikroenkapsulasi adalah suatu metode penyalutan partikel zat aktif atau tetesan-tetesan cairan dengan polimer yang menyalut rasa dan membentuk mikrokapsul dengan ukuran 5 – 5000 mm. Mikroenkapsulasi dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu :

a. Metode Pemisahan Koaservasi

Metode koaservasi adalah metode pengendapan makromolekul dari larutannya menjadi 2 lapisan cairan. Dalam metode ini ada 3 langkah yaitu :

i) Pembentukan tiga fasa kimia yang tidak bercampur yaitu fasa pembawa air, fasa inti (zat aktif), dan fasa penyalut. Caranya : fasa penyalut dilarutkan dalam fasa pembawa cair kemudian ditambahkan zat aktif sehingga terjadi suspensi. Proses pemisahan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :

- menaikkan suhu;

- menambahkan cairan bahan pelarut yang bercampur baik dengan fasa pembawa sehingga makromolekul mengendap;

- menambahkan garam;

- menambahkan polimer lain yang tidak tercampurkan misalnya gelatin (ditambah gom arab).

ii) Terbentuk campuran di mana makromolekul terdapat paling banyak. Di sini mulai proses penyalutan (diaduk).

iii) Pengeringan partikel pada suhu rendah.

Untuk metode koaservasi, zat salut yang biasa digunakan adalah CMC, selulosa asetat ftalat (CAP), etilselulosa, gelatin, polivinil alkohol, gelatin-gom arab, shellac, dan beberapa malam tergantung pada penggunaannya.

b. Metode Suspensi Udara

Zat aktif disuspensikan dalam udara.

c. Metode Semprot Beku

Proses semprot beku adalah pendinginan zat yang dicairkan jadi bentuk partikel halus selama perjalanannya dari penembak semprotan dan wadah penyemprotan pada suhu di bawah titik beku.

Contoh formula : Tablet kunyah Asetaminofen (Mikroenkapsulasi)

Zat


mg/tablet

Mikrokapsul (100 mesh)

Asetaminofen

Penyalut (selulosa-malam)

Eksipien

Manitol

Mikrokristalin selulosa (Avicel)

Talk

Sakarin

Gom Guar

Flavor

Mg-stearat


327

35

393

3. Dispersi solida

Zat aktif dengan rasa yang tidak enak dapat dicegah dengan mengadsorpsikannya pada substrat yang mampu mempertahankan tetap teradsorpsi dalam mulut tetapi setelah di saluran cerna zat aktif dilepaskan. Contoh Dekstrometorfan dengan menggunakan substrat Mg-trisilikat. Adsorbat sudah tersedia di perdagangan dalam bentuk serbuk termikronisasi yang mengandung zat aktif 10% b/b (tinggal dicampur lalu dicetak).

Contoh formula :

Zat


mg/tablet

Adsorbat Dekstrometorfan-HBr 10% (berlebih 2%)

Benzokain

Flavor

Mg-stearat

Sorbitol (kristalin)


76,5

2,5

10

10

1301

Pembuatan :

- Sorbitol diayak 10 mesh

- Campur adsorbat, benzokain, flavor dengan ¼ dari jumlah sorbitol yang diperlukan

- Tambahkan sisa sorbitol, aduk, lalu tambahkan Mg-stearat. Aduk dan cetak sehingga diperoleh tablet kunyah dengan kekerasan 6 kp.

Ada beberapa metode dalam pembuatan adsorbat :

a. Metode pelarut : zat aktif dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, tambahkan substrat (zat padat), campur kemudian pelarutnya diuapkan lalu dihaluskan.

b. Metode pencairan : zat aktif dan pembawa dilebur bersama-sama dengan pemanasan pada suhu yang cocok (tidak merusak zat aktif). Kemudian campuran didinginkan secara cepat dan terjadi pemadatan (dilakukan dalam penangas es). Kemudian padatan tersebut diserbuk menjadi partikel yang diinginkan.

4. Pertukaran ion

Pertukaran ion adalah pertukaran reversibel dari ion-ion antara fasa solida dan cairan dan tidak ada perubahan permanen dalam struktur solida. Dalam hal ini, solida adalah zat penukar ion sedangkan ionnya adalah zat aktif. Apabila digunakan sebagai pembawa zat aktif, zat penukar ion menjadi suatu sarana untuk mengikat zat aktif pada matriks polimer yang tidak larut dan dapat secara aktif menutup rasa dan bau dari zat aktif yang diformulasi menjadi tablet kunyah.

5. Pembentukan garam/turunannya

Dilakukan upaya modifikasi komposisi kimia zat aktif sehingga senyawa itu kurang larut dalam saliva karena itu rangsangannya kurang pada ujung rasa atau memodifikasi zat aktif menjadi tidak berasa. Misalnya kloramfenikol menjadi kloramfenikol stearat.

6. Penambahan asam amino dan hidrolisat protein

Dengan menggabungkan asam-asam amino dan garam-garamnya atau campurannya akan mengurangi rasa pahit dari penisilin. Asam amino yang umum digunakan adalah sarkosin, alanin, taurin, asam glutamat, dan glisin. Misalnya rasa ampisilin diperbaiki secara nyata dengan menggranulasikannya dengan glisin, kemudian ditambahkan amilum, lubrikan, glidan, penyedap, pemanis lalu dicetak.

7. Kompleks inklusi

Pembentukan kompleks inklusi yaitu molekul zat aktif masuk ke dalam lubang-lubang molekul zat pengompleks membentuk kompleks stabil. Kompleks ini mampu menutup rasa pahit zat aktif dengan menurunkan jumlah partikel zat aktif yang terpapar atau mengurangi kelarutan zat aktif pada waktu dikunyah.

Gaya yang terlibat dalam kompleks inklusi adalah gaya Van der Waals dan b-siklodekstrin (digunakan sebagai zat pengompleks inklusi) merupakan molekul oligosakarida dari amilum, manis, dan tidak toksik. Ada 3 metode utama dalam pembuatan siklodekstrin, dua diantaranya adalah skala laboratorium sedangkan yang lainnya adalah skala industri. Untuk skala laboratorium adalah sebagai berikut :

a. Siklodekstrin dilarutkan dalam air panas yang dicampur zat aktif, kemudian didinginkan dan terjadi penghabluran dari senyawa inklusi (pada pengeringan).

b. Zat aktif tidak larut air dilarutkan dalam pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, dikocok dengan siklodekstrin dalam air yang pekat, akan terjadi senyawa terkristalisasi yang mengendap, kristal dicuci untuk menghilangkan zat aktif yang tidak membentuk kompleks, lalu dikeringkan.

8. Kompleks molekular

Pembentukan kompleks molekular melibatkan zat aktif dan molekul organik pengompleks, dan kompleks ini dapat menutup rasa yang pahit atau bau yang tidak diinginkan. Metode ini menurunkan kelarutan zat aktif dalam air.

IV. Eksipien

Proses granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung pada tablet konvensional dapat juga diterapkan pada tablet kunyah. Dalam hal ini, perlu diperhartikan kadar lembab, kemungkinan kompatibel, aliran, kompresibilitas, distribusi ukuran granul. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah kemanisan, mampu kunyah, dan raba mulut. Banyak eksipien yang umum digunakan dalam tablet konvensional dapat juga digunakan dalam tablet kunyah. Beberapa eksipien untuk tablet kunyah yang umum digunakan adalah sebagai berikut :

A. Flavoring (Penyedap)

1. Pemanis

Pemanis alam dan pemanis buatan yang paling banyak digunakan adalah :

Yang perlu diperhatikan status peraturan dalam negara.

2. Aroma

Misal aroma vanila, jeruk, strawberry, coklat, peppermint.

B. Pewarna

Pewarna yang digunakan dalam tablet kunyah bertujuan untuk :

- meningkatkan daya tarik estetika

- memberi identitas pada produk dan membuat perbedaan antar produk

- menutup warna yang kurang menarik

- mengimbangi dan menyesuaikan penyedap yag digunakan dalam formulasi

Ada dua bentuk pewarna yang digunakan :

1) Warna Celup

Adalah senyawa kimia yang menunjukkan pewarnaan apabila dicelupkan dalam suatu larutan, biasanya mengandung 80-93% murni.

Pewarna celup untuk tablet kunyah biasanya digunakan 0,01-0,03%. Pewarna celup yang digunakan pada metode granulasi basah biasanya dilarutkan dalam cairan granulasi. Pelaksanaan granulasi dan pengeringan untuk meminimalkan migrasi larutan pewarna celup harus dibuat dalam besi tahan karat atau wadah kaca untuk menghindari inkompatibilitas antara zat warna dan wadah. Harus dilakukan penyaringan untuk menghilangkan partikel yang tidak larut. Larutan pewarna celup dalam air dapat disimpan selama beberapa jam dan jika lebih dari 24 jam perlu diawetkan dengan penambahan suatu zat pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba, misalnya propilenglikol, asam fosforik, Na-benzoat, dan asam sitrat.

Selama penyimpanan, penggunaan dan proses pewarna celup harus dilindungi terhadap :

- zat pengoksidasi terutama klorin dan hipoklorit;

- zat pereduksi terutama gula invert, beberapa penyedap, ion logam (Al, Zn, Fe, dan Sn), asam askorbat;

- pH yang ekstrim, misalnya pH <>

- mikroba terutama jamur dan bakteri;

- pemanasan dengan suhu yang tinggi dan waktu yang lama (jadi pewarnaan harus diproses pada suhu rendah dan waktu singkat);

- pemaparan cahaya matahari langsung.

2) Warna Lake

Pewarba lake tidak larut dan biasanya didispersikan. Oleh karena itu yang sangat penting diperhatikan adalah ukuran partikel harus halus. Umumnya makin kecil ukuran partikel, makin tinggi daya pewarnaan lake karena bertambahnya luas permukaan.

Lake dibuat dengaan presipitasi dan mengadsorpsikan pewarna celup pada substrat yang tidak larut air. Biasanya sebagai substrat digunakan Alumina hidrat. Lake yang digunakan untuk tablet kunyah cetak langsung : 0,1-0,3%. Stabilitas lake terhadap cahaya dan panas lebih tinggi dibandingkan warna celup dan kompatibel dengan banyak komponen yang digunakan dalam tablet kunyah. Lake biasanya digunakan dalam pembuatan tablet kunyah dengan metode cetak langsung.

VII. Pembuatan

Empat aspek yang penting dalam pembuatan tablet kunyah adalah :

1. sifat tersatukannya zat aktif dengan zat warna;

2. distribusi ukuran partikel;

3. kadar lembab yang memenuhi syarat;

4. sifat kekerasan tablet.

A. Antasida

Kebanyakan sediaan padat antasida dibuat dalam bentuk tablet kunyah. Formulasi antasida sangat sulit mengingat sifat dan jumlah zat aktif. Umumnya zat aktif terdiri dari logam, astringent, berasa seperti kapur atau berasa pasir dan kombinasi ini menyebabkan rasa yang tidak enak saat dikunyah. Antasida yang umumnya digunakan dalam kombinasi dari 2 atau lebih untuk menghasilkan efek terapeutik yang baik adalah sebagai berikut : Alumunium hidroksida (80-600 mg), Ca-karbonat (194-850 mg), Mg-hidroksida/Mg-oksida (65-400 mg), Mg-trisilikat (20-500 mg), dan lain.

Sebagai tambahan digunakan zat lain seperti :simetikon (dimetikon, dimetillpolisiloksan) dengan dosis 20-40 mg/tablet sebagai antiflatulen; peppermint oil 3 mg/tablet digunakan sebagai karminatif dan asam alginat 200-400 mg.

Contoh formula : Tablet kunyah antasida dengan metode cetak langsung

Zat


mg/tablet

Al(OH)3 dan Mg-karbonat


325

Di-Pac DTE


675

Avicel


75

Starch


30

Ca-stearat


22

Flavor


q.s.

Pembuatan : campur semua zat, cetak. Tablet kunyah yang diharapkan mempunyai kekerasan 8-11 SCA unit.

B. Obat batuk/obat flu

Formulasi biasanya untuk anak-anak. Umumnya dosis kurang dari atau sama dengan ¼ dosis dewasa. Obat yang umum adalah aspirin, asetaminofen, klorfeniramin, pseudoefedrin, dan dekstrometorfan.

Sifat umum yang diperoleh dari zat aktif tersebut adalah rasa tidak enak, misalnya aspirin berasa asam sedangkan yang lain pahit.

Semua zat aktif yang telah disebutkan mempunyai sifat kompresibilitas yang cukup baik, kecuali asetaminofen. Jadi untuk asetaminofen dipilih metode granulasi basah sedangkan zat aktif lain digunakan metode cetak langsung.

Contoh formula :

1. Tablet kunyah Asetaminofen : metode granulasi basah

Zat


mg/tablet

Asetaminofen

Manitol

Na-sakarin

Larutan pengikat

Peppermint oil

Syloid 244

Banana, Permaseal F-4932

Anise, Permaseal F-2837

NaCl (serbuk)

Mg-stearat


120

720

6

21,6*

0,5

0,5

2

2

6

27,5

* Mengandung 5,4 mg gom arab dan 16,2 mg gelatin

Pembuatan :

- Siapkan larutan pengikat yang terdiri dari gom arab (serbuk) 15 g, gelatin (granul) 45 g, dan air ad 400 ml

- Ayak manitol dan Na sakarin dengan ayakan 40 mesh

- Campur dengan Asetaminofen. Tambahkan 180 ml larutan pengikat untuk 1000 tablet

- Granulasi dan keringkan 1 malam pada 140-150 °F. Ayak dengan ayakan 12 mesh

- Adsorpsikan peppermint oil pada syloid 244 dan campur dengan flavor dan NaCl

- Campur granul kering dengan flavor lalu tambahkan Mg stearat

- Cetak tablet dengan kekerasan 12-15 kp

Catatan : pengikat gom arab-gelatin menghasilkan tablet dengan kekerasan yang tinggi. Larutan pengikat harus dibuat segar untuk menghindari pertumbuhan mikroba.

2. Tablet kunyah Aspirin untuk anak-anak

Zat


mg/ tablet

AlOH (dried gel)

Aspirin

Talk

Primogel

NuTab

Mafco Magna Sweet

Flavor Jeruk


13

81

2

8

93,4

0,6

2

Pembuatan :

- Kocok NuTab dan AlOH, tambahkan aspirin dan kocok (1)

- Campur primogel, talk, flavor, dan Magna Sweet dan ayak 16 mesh (2)

- Tambahkan (2) ke (1), kocok dan cetak

Kombinasi NuTab dan Magna Sweet sebagai pemanis untuk mengurangi rasa asam dari aspirin, begitu juga dengan flavor jeruk. Dalam keadaan kering, tidak ada reaksi inkompatibilitas antara aspirin dengan basa AlOH.

C. Vitamin/Mineral/Food Supplement

Vitamin dan mineral mempunyai rasa yang tidak enak seperti asam, pahit, asin, rasa sabun, hambar atau rasa seperti logam. Beberapa cara untuk menutup rasa tersebut :

1. Rasa asam ditekan dengan cara :

2. Ferro fumarat dan ferri pirofosfat terasa hambar. Untuk itu dilakukan proses penyalutan dengan monogliserida atau digliserida dari asam lemak tersaturasi dengan teknik beku semprot

3. Rasa pahit seperti vitamin B kompleks disalut (salut tunggal) dengan monogliserida atau digliserida

4. Vitamin A dan D dalam bentuk bebas dilindungi dengan matriks gelatin, gula atau starch dan pengawet

5. Vitamin E dalam serbuk kering teradsorpsi

VIII. Evaluasi

Evaluasi tablet kunyah tidak diatur dalam FI IV. Beberapa parameter yang dievaluasi di bawah sebagian besar mengacu pada evaluasi tablet konvensional.

3. Evaluasi kimia

a. Penentuan Kadar

Metode analisis yang sesuai (kromatografi, titrimetri, spektrofotometri, dan lain-lain) bisa digunakan untuk menentukan kadar zat aktif pada sampel yang representatif (biasanya aliquot dari 20 tablet yang dipilih acak yang dihaluskan). Jumlah kadar yang diperoleh dinyatakan dalam persentase terhadap kadar obat di label. Nilai yang diperoleh harus berada dalam batas-batas yang telah ditentukan untuk masing-masing zat aktif.

b. Keseragaman Sediaan

Keragaman bobot tidak boleh melebihi 6% untuk tablet dengan kadar zat aktif lebih dari 50 mg atau 50% terhadap obot seluruhnya.

Keseragaman kandungan perlu dilakukan jika kandungan zat aktif kurang dari 50 mg.

Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum di FI IV.

3. Evaluasi Fisik

a. Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan terhadap adanya capping atau rengat dan parameter penampilan lainnya.

b. Kekerasan ambil 10 – 20 tablet secara acak, tetapkan kekerasan.

c. Friabilitas 20 tablet digerus, ambil 6 gram, masukkan ke dalam friabilator selama 100 putaran, kemudian timbang bobot yang hilang. Nilai friabilitas tidak melebihi 4%.

d. Waktu hancur

e. Disolusi

f. Rasa

4. Uji Stabilitas

1. Stabilitas dipercepat dengan suhu tertentu
2. Stabilitas dalam kondisi nyata

Pemeriksaan stabilitas meliputi :

- Pada waktu tertentu, tentukan kadar zat aktif

- Periksa terhadap adanya perubahan fisik (totol-totol pada tablet, migrasi zat warna, kristalisasi zat aktif pada permukaan tablet, ada bau)

- Periksa perubahan kekerasan, friabilitas, kecepatan disolusi, waktu hancur

- Periksa stabilitas rasa

~ by andayana

sumber : http://andayana.wordpress.com/2009/01/12/pembuatan-tablet/

Tidak ada komentar:

Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran