Sabtu, 20 Maret 2010

Kemuliaan Dan Kedudukan Orang Berilmu

KEMULIAAN ILMU

1. Tiada kemuliaan seperti ilmu; dan ilmu adalah pusaka yang mulia.

2. Jika Allah Ta’ala hendak merendahkan seorang hamba, maka Dia mengharamkan terhadapnya ilmu.

3. Serendah-rendahnya ilmu adalah yang berhenti di lidah, dan yang paling tinggi adalah yang tampak di anggota-anggota badan.

4. Jika mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, maka muncullah empat api. Lalu datanglah shalat (yang biasa dikerjakannya), maka ia memadamkan satu api. Lalu datanglah puasa, maka ia memadamkan api yang kedua. Lalu datanglah sedekah, maka ia memadamkan api yang ketiga. Lalu datanglah ilmu, maka ia memadamkan api yang keempat, seraya berkata, “Seandainya aku menjumpai api-api itu, niscaya akan aku padamkan semuanya. Oleh karena itu, bergembiralah kamu. Aku senantiasa bersamamu, dan engkau tidak akan pernah melihat kesengsaraan.”

5. Janganlah engkau membicarakan ilmu dengan orang-orang yang kurang akal, karena mereka hanya akan mendustakanmu, dan janganlah pula kepada orang-orang bodoh, karena mereka hanya akan menyusahkanmu. Akan tetapi, bicarakanlah ilmu dengan orang yang menerimanya dengan penerimaan yang baik dan yang memahaminya.

KEDUDUKAN ORANG BERILMU (ALIM)

1. Orang Alim (berilmu) adalah lampu Allah di bumi. Maka, barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, dia akan memperoleh cahaya (ilmu) itu.

2. Orang alim lebih utama daripada orang yang berpuasa, mengerjakan shalat malam (tahajud), dan yang berjihad di jalan Allah. Jika seorang alim meninggal dunia, maka terjadi lubang dalam Islam yang tidak tertutupi sehingga datang orang alim lain yang datang menggantikannya.

3. Orang alim adalah yang mengetahui kemampuan dirinya, sementara seseorang dikatakan bodoh jika dia tidak mengetahui kemampuan dirinya.

4. Orang alim adalah yang mengetahui bahwa apa yang diketahuinya, jika dibandingkan dengan apa yang tidak diketahuinya, sangatlah sedikit. Maka, karena itulah dia menganggap dirinya bodoh, sehingga bertambahlah kesungguhannya mencari ilmu untuk menambah apa yang diketahuinya.

5. Kesalahan yang dilakukan seorang alim seperti kapal yang karam, maka ia tenggelam dan tenggelam pula bersamanya banyak orang.

6. Ketahuilah ! Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang memelihara ilmu-Nya, menjaga yang dijaga-Nya dan memancarkan mata-air ilmu-Nya, saling bertemu dengan kecintaan, minum bersama dengan gelas pemikiran, dan pergi dengan meninggalkan bau harum. Mereka tidak dicampuri oleh keraguan, dan tidak pula mereka bersegera dalam mengumpat. Berdasarkan hal itulah, mereka mengukuhkan pembawaan dan akhlak mereka, saling mencintai dan saling berhubungan di antara sesama mereka.

(Seri Kata-Kata Mutiara Amirul Mukminin Imam Ali Bin Abi Thalib as)

sumber : http://markaskio.wordpress.com/2007/06/10/kemuliaan-dan-kedudukan-orang-berilmu/

Tidak ada komentar:

Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran