Jumat, 05 November 2010

HORMON KORTIKOSTEROID

Hormon kortikosteroid merupakan golongan hormon steroid yang diproduksi di korteks adrenal. Hormon kortikosteroid terlibat dalam sistem fisiologis seperti respon stres, respon kekebalan tubuh dan pengaturan inflamasi, metabolisme karbohidrat, katabolisme protein, kadar elektrolit darah dan perilaku.

Sehingga hormon kortikosteroid sering digunakan untuk gejala udem, alergi, rematik dan penyakit lupus baik digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan obat lainnya.

Hormon kortikosteroid dibagi dua, antara lain:

1. Glukokortikoid :

kortisol/hidrokortison. Hormon ini mengendalikan karbohidrat, metabolisme protein, dan antiinflamasi dengan mencegah pelepasan fosfolipid, menurunkan aksi eosinofil dan mekanisme lainnya.
2. Mineralokortikoid :

aldosteron, kortikosteron, desoksikorton. Hormon-hormon ini mempengaruhi metabolisme garam dan air

Golongan kortikosteroid :

1. Hidrokortison.
2. Prednison: prednison, metilprednisolon, budesonida.
3. Derivat 9-alfa-flour: triamsinolon, deksametason, betametason, halsinonida.
4. Derivat 6-alfa-flour: fluokortolon, flunisolida
5. Derivat diflour: fluosinonida, flumetason, diflukortolon, flutikason.
6. Derivat klor: beklometason, mometason.
7. Derivat klor-flour: klobetasol, klobetason, fluklorolon, halometason.

Kortikosteroid memiliki khasiat farmakologis berikut:

1. Efek antiradang (inflamasi) berdasarkan efek vasokontriksi.
2. Daya imunosupresif dan antialergi.
3. Peningkatan glukoneogenesis. Pembentukan glukosa distimulasi, penyimpanannya sebagai glikogen ditingkatkan.
4. Efek katabol, yaitu merintangi pembentukan protein dari asam-asam amino, sedangkan pengubahannya ke glukosa dipercepat.
5. Pengubahan pembagian lemak. Umumnya penumpukan lemak di atas tulang selangka dan muka yang menjadi bundar (moon face).

Gambar di atas menggambarkan aktivasi kortikosteroid sebagai anti inflamasi gen. Kortikosteroid berikatan dengan sitoplasma GR, yang berpindah tempat (translokasi) ke nukleus dimana mereka berikatan dengan GRE pada bagian pembentuk gen yang sensitif terhadap steroid dan secara langsung atau tidak langsung sebagai koaktivator molekul seperti CBP, pCAF atau GRIP-1, yang mempunyai aktivitas esensi HAT, menyebabkan asetilasi lysin di histone H4, dimana mempengaruhi aktivasi pengkodean gen protein antinflamasi, , seperti SLPI, MKP-1, I B- dan GILZ.

Semakin banyak fungsi fisiologis tubuh yang dapat dipengaruhi oleh obat maka semakin banyak efek samping yang dapat ditimbulkan. Efek samping kortikosteroid berkaitan dengan fisiologis antara lain retensi cairan & garam, edema (bengkak), hipertensi, keringat berlebihan, gangguan penglihatan, atrofi lokal, peningkatan nafsu makan, pertumbuhan terhambat.

Pemberian kortikosteroid yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan.

Sumber : Farmakologi dan Terapi edisi 4 (Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

Untuk pemilihan hormon yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda sebaiknya anda periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

http://medicastore.com/apotik_online/hormon/hormon_kortikosteroid.htm

Tidak ada komentar:

Salam Dulu baru baca ^_^

Salam Dulu baru baca ^_^

Ma'an Najah

Ma'an Najah

Jazakallah khairan katsiran

Jazakallah khairan katsiran